Kuala Lumpur (ANTARA) - Kepengurusan baru komite Sekolah Indonesia Johor Bahru (SIJB) terbentuk pada Agustus 2022. Ada enam pengurus dalam komite yang mewakili suara wali murid dan secara aktif berkomunikasi dengan sekolah untuk urusan pendidikan hingga merawat gedung beserta fasilitasnya.
“Kami saling memberi semangat untuk kawan-kawan di komite sekolah ini. Kita harus kerja betul-betul karena bagi saya sekolah ini sudah sangat mewah, bukan hanya indah atau bagus. Mana ada SD di Indonesia seperti ini. Karena mewah itulah untuk menjaganya bukan sesuatu yang mudah,” kata Ketua Komite Sekolah di SIJB Mulyono.
Karena tidak boleh ada pungutan maka enam anggota komite bergerak dan berkolaborasi untuk menggalang dana, menjangkau jaringan diaspora Indonesia, hingga pengusaha Malaysia yang mau berderma untuk memfasilitasi kelengkapan surau di sekolah, dengan menyumbang sajadah, mukena, hingga Al Quran.
Namun masih ada yang kurang untuk melengkapi surau di sana, yakni lemari untuk menyimpan itu semua. Mereka masih menanti dermawan lain untuk membantu melengkapi fasilitas tersebut.
Pada tanggal 24 November lalu, komite sekolah bersama OSIS SIJB menggelar perayaan peringatan Hari Guru di sana. Itu kali pertama dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan rasa terima kasih kepada para guru yang selalu semangat memberikan ilmu mereka.
Sejauh ini komite sekolah juga sudah mengagendakan kegiatan lanjutan yakni membantu melakukan perawatan fisik sekolah.
Seiring dengan berjalannya waktu, tentu ada perawatan tak terduga yang harus dilakukan, seperti mengganti bola lampu, servis penyejuk udara, memperbaiki gagang pintu yang rusak, hingga saluran-saluran air di kamar mandi gedung sekolah empat lantai tersebut.
Kepala SIJB Mohammad Rizali Noor mengatakan komite sekolah di sana memang sangat aktif membantu.
“Alhamdulillah, di bawah pimpinan Pak Mulyono, komite sekolah sangat aktif membantu. Karena, kita perlu kerja sama dalam membuat rencana pendidikan. Jadi tidak hanya sekolah, tidak hanya pemerintah, tetapi juga banyak peran dari komite sekolah,” kata Rizali.
Eratnya kerja sama antara SIJB dengan komite sekolah pada akhirnya menentukan juga keberhasilan pendidikan anak-anak di sekolah.
Memperluas kesempatan pendidikan
Saat komite sekolah aktif bergerak, SIJB juga melakukan hal sama, membuka jaringan dan mengupayakan kesempatan bagi anak-anak didik mereka.
Pada pertengahan Oktober lalu, Konjen RI Sigit menandatangani nota kesepahaman dengan Rektor Universitas Muhammadiyah Palembang Abid Djazuli untuk bekerja sama memfasilitasi pendidikan anak-anak pekerja migran Indonesia (PMI) dari SIJB melanjutkan sekolah di Indonesia.
Sebagai bentuk Tridharma Perguruan Tinggi, Universitas Muhammadiyah Palembang juga akan melaksanakan pengabdian masyarakat, program magang mahasiswa, konsultasi dan pendampingan di bidang hukum, ekonomi, hingga budaya di SIJB.
Kerja sama itu mendapat apresiasi dari Konjen Sigit karena dapat memfasilitasi pendidikan bagi peserta didik di SIJB yang harus melanjutkan pendidikan di tingkat SMA di Indonesia.
SIJB tentu masih membutuhkan lebih banyak lagi jejaring pendidikan di Tanah Air yang mau menampung murid-murid mereka, terutama untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah menengah atas hingga perguruan tinggi.
Pada periode Tahun Ajaran 2020-2022, ada 21 murid dari SIJB yang kembali ke Tanah Air dengan fasilitas repatriasi siswa dari KJRI Johor Bahru dan akhirnya berkesempatan melanjutkan pendidikan di berbagai SMK, SMA, madrasah aliyah negeri (MAN) di Indonesia. Banyak di antaranya mendapat beasiswa sehingga dapat melanjutkan pendidikannya.
Selanjutnya, pada tahun 2021, ada murid SIJB yang dapat melanjutkan sekolah di SMA Kesatuan Bangsa Yogyakarta, MAN 4 Bantul, SMK Penerbangan AAG Adi Sucipto Yogyakarta, SMA Negeri 1 Padang, MAN 4 Bantul SMK Brantas Karangkates Malang, dan Al-Maahad Al Islami Tarbiah Kuala Lumpur.
Dan pada tahun 2022, di antara murid SIJB ada yang bisa melanjutkan pendidikan ke SMK Negeri 2 Subang, SMA Negeri 2 Blitar, SMA Kesatuan Bangsa Yogyakarta, SMA Negeri 2 Blitar, SMK Ibnu Sina Batam, MA Manbaul Ulum Cirebon, dan SMK Andalusia Wonosobo.
Bagi guru-guru di SIJB, suatu kebanggaan jika mengetahui anak-anak didik mereka dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Kebanggaan itu semakin memuncak manakala anak-anak didik mereka aktif dan berprestasi.
Namun, menurut Rizali, saat ini masih ada pekerjaan rumah yang belum tuntas. Masih ada tujuh anak, yakni dua lulusan 2021 dan lima lulusan tahun 2022 yang belum mendapat kesempatan melanjutkan ke jenjang SMA.
SIJB sangat berharap ada pihak di Indonesia yang dapat menampung anak-anak didik mereka tersebut sehingga dapat melanjutkan pendidikannya.
Berprestasi dari kesempatan
Awal Desember 2022, Awalia binti Rasidi (14), siswa di SIJB, mendapat kesempatan bertanding pencak silat di Karnival Pencak Silat Beradat Antarbangsa memperebutkan Piala Datuk Bandar Pasir Gudang 2022.
Itu merupakan pengalaman pertamanya bertanding pencak silat. Meski kalah, tidak tampak kekecewaan sedikit pun di wajah siswa kelas 6 SD tersebut, sebaliknya ia tetap ceria dan bersemangat.
Tidak ada niat untuk mundur. Jika ada kesempatan lainnya, Awalia yang akrab disapa Lia, mengaku akan kembali bertanding.
Kesempatan itu yang, menurut Ketua Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Khusus Johor, Asroji, ingin terus diberikan bersama dengan SIJB, untuk anak-anak didik mereka.
Tujuan utama mengikutsertakan anak-anak mereka dalam ajang-ajang pencak silat tentu untuk meraih prestasi, kata Asroji, sekaligus mengajak mereka mengembangkan seni budaya asli warisan leluhur bangsa Indonesia. Dari sana misi diplomasi budaya ikut dijalankan.
PSHT memang membuka ranting di KJRI Johor Bahru, yang secara rutin melatih anak-anak di sekolah Indonesia itu setiap minggunya. Organisasi pencak silat asal Jawa Timur yang sudah memasuki usia 100 tahun itu memiliki beberapa cabang khusus di Malaysia.
Sementara Farhan, siswa kelas 6 SD SIJB, mengaku cukup sering mendapat kesempatan untuk mengikuti lomba, mulai dari pidato hingga baca puisi.
Belum lama ini anak tunggal dari pasangan WNI asal Jawa Tengah itu mengatakan juga mengikuti lomba permainan tradisional di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) dan menjadi juara 3 untuk permainan batok kelapa.
Farhan yang bercita-cita menjadi ilmuwan yang dapat menemukan alat pertempuran yang tidak berbahaya, mengatakan juga mengikuti lomba bercerita pahlawan yang diselenggarakan RRI Batam.
“Bercerita tentang Pangeran Diponegoro. Kemudian disuruh membaca tentang (perjuangan) Bung Karno. Di sana enggak menang sih tapi enggak apa-apa, yang penting sudah coba,” kata Farhan yang mengidolakan penemu Teori Relativitas dan Mekanika Kuantum Albert Einstein.
Seperti kata Einstein,”Kegilaan adalah melakukan hal yang sama berulang-ulang dan mengharapkan hasil yang berbeda”.
Namun dengan bersama-sama mengupayakan berbagai kesempatan dan ilmu bagi anak-anak pekerja Indonesia di Malaysia, harapannya kutukan anak TKI harus menjadi TKI tidak lagi terjadi.
Itulah ikhtiar mulia berbagai pihak dalam merawat cita-cita anak-anak pekerja migran Indonesia agar mereka kelak bisa mewujudkan impiannya.
Editor: Achmad Zaenal M
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Merawat cita-cita anak pekerja Indonesia di Malaysia