"Sebanyak 98,73 persen penduduk di Provinsi Bengkulu fasih berbahasa Indonesia," kata Kepala BPS Bengkulu Win Rizal di Bengkulu, Senin.
Hal tersebut berdasarkan pendataan Long Form Sensus Penduduk yang dilakukan pada 2020 (SP20 BPS).
Ia mengatakan bahwa sebagian penduduk di Bengkulu juga tetap mempertahankan kelestarian bahasa daerah melalui penggunaan dalam berkomunikasi dengan keluarga dan tetangga serta kerabat.
Ia mengatakan bahwa sebagian penduduk di Bengkulu juga tetap mempertahankan kelestarian bahasa daerah melalui penggunaan dalam berkomunikasi dengan keluarga dan tetangga serta kerabat.
Berdasarkan data tersebut, sebanyak 88,42 persen masyarakat menggunakan bahasa daerah di tengah keluarga dan sekitar 86,39 persen menggunakan bahasa daerah di tengah tetangga/kerabat.
Lanjut Rizal, dengan makin banyaknya masyarakat yang menggunakan bahasa asing dalam berkomunikasi, maka bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional serta bahasa daerah sebagai simbol budaya perlu untuk terus dijaga antar generasi.
Sementara itu, dari 90 persen generasi Post Gen Z hingga generasi Pre Boomer Provinsi Bengkulu saat ini dapat berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia.
"Meski persentase penutur bahasa daerah antar generasi Pre-Boomer ke generasi Post Gen Z semakin berkurang," ujarnya.
Ia berharap agar masyarakat khususnya kalangan muda tetap menggunakan bahasa daerah dan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
Hal tersebut dilakukan guna menjaga kelestarian bahasa daerah dan bahasa nasional di tengah globalisasi bahasa asing di Indonesia.
Berikut bahasa daerah yang sering digunakan masyarakat dalam aktivitas sehari-hari yaitu bahasa Mukomuko, bahasa Lembak, bahasa Pekal, bahasa Serawai-Pasemah, bahasa Rejang, bahasa Enggano dan masih banyak lagi.