Pihaknya berharap seluruh warga kampung di Tanah Papua juga bisa menjaga toleransi antarumat beragama di daerahnya.
“Saya berharap kampung-kampung yang ada di Papua bisa bersama-sama menjaga keamanan dan kebersamaan. Hal-hal yang negatif dan dapat merugikan diri sendiri dan orang lain harus dihindari karena tidak ada manfaat di dalamnya,” katanya.
Guna menjaga situasi tetap kondusif dan aman, pihaknya intens melakukan pendekatan dengan tokoh adat, agama, serta organisasi keagamaan. Juga selalu berpartisipasi pada kegiatan keagamaan dan memberi masukan dan pandangan-pandangan tentang situasi terkini.
Imbauan yang diberikan mulai dari lintas tokoh agama, aparat desa, tingkat RT, RW, hingga masyarakat tentang keharmonisan sehingga jika ada kesalahpahaman antarwarga, misalnya, bisa segera diatasi agar tidak menjadi masalah yang berkepanjangan.
Dari Dana Desa yang diberikan oleh pemerintah, pihaknya juga melakukan penganggaran untuk membantu kegiatan-kegiatan keagamaan, tokoh adat, ondoafi (tuan tanah), begitu juga pada acara duka.
Meski begitu ia merasa hal-hal dilakukan masih harus disempurnakan sehingga untuk menjaga keharmonisan antarwarga, pihaknya perlu melakukan pendekatan program desa yang nantinya akan menunjang perekonomian masyarakat setempat.
“Kami juga sedang menggalakkan ketahanan pangan karena sektor ini menjadi sumber perekonomian baru bagi keluarga di Kampung Sabon Sari. Kelak kawasan ini bisa menjadi kampung mandiri,” katanya.
Terpelihara kondisi sosial yang aman dan damai disertai sikap hidup toleran setiap warganya, menjadi modal penting dalam pembangunan suatu wilayah.