Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, mengatakan ada banyak kasus ibu hamil mengalami pecahnya ketuban atau pendarahan yang memicu keguguran selama mudik.
Masa kehamilan merupakan masa yang rawan. Jika seorang ibu hamil, terutama yang sudah hamil tua, ikut menempuh perjalanan berdebu, penuh goncangan dalam jarak yang jauh, ibu lebih mudah merasa lelah, sehingga bisa menjadi salah satu penyebab keguguran.
Guna menciptakan keamanan bagi ibu hamil, perlu dilakukan konsultasi kandungan terlebih dahulu sebelum berangkat mudik. Tujuannya untuk menerima berbagi rekomendasi saran atau obat yang diperlukan oleh ibu.
Contohnya, pada masa kehamilan di trimester pertama, ibu hamil sering menunjukkan gejala berupa mual, muntah hebat atau pusing pada siang hari, sehingga dianjurkan untuk tidak berpuasa terlebih dahulu, karena dikhawatirkan dapat memicu dehidrasi dan pola makan terganggu. Oleh karena itu, kecukupan asupan nutrisi baik ibu atau anak harus terjaga.
Anggota Satgas Perlindungan Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Hari Wahyu Nugroho, menyarankan untuk mengonsumi makanan yang mengandung karbohidrat seperti roti dan protein hewani seperti susu atau ikan. Dengan menjaga asupan gizi yang baik maka imunitasnya terjaga, tetap sehat dan terhindar dari penyakit batuk atau pilek.
Kualitas tidur anak yang berpotensi berubah selama perjalanan ataupun ketika sampai di tempat tujuan perlu diperhatikan. Bila jam tidur berkurang atau terganggu, bisa merusak kualitas tidur seorang anak dan menyebabkan imunitas menurun.
Jangan lupakan COVID-19
Ketika mudik perlu diingat pula bahwa COVID-19 masih ada di sekitar kita. Karena itu, tidak boleh abai terhadap protokol kesehatan, apalagi berada di kerumunan seperti rest area. Masker dinilai masih efektif melindungi dari virus nakal yang masuk melalui udara atau droplets. Proteksi diri harus dijaga dengan rajin mencuci tangan.
Menyiapkan perjalanan mudik yang aman dan sehat
Rabu, 19 April 2023 14:51 WIB 1403