"Pada 20 April mendatang, kami akan melakukan pengamatan di Biak," kata Peneliti Ahli Madya dari Pusat Riset Antariksa BRIN, Johan Muhammad dalam penyataan yang dikutip di Jakarta, Rabu.
Tim pertama BRIN melakukan penelitian matahari, yaitu melakukan prediksi penampakan korona dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan dan menganalisis bentuk korona untuk mengetahui fase aktivitas matahari.
Selanjutnya, tim kedua melakukan penelitian ionosfer yang mana akan meneliti dampak gerhana matahari terhadap kondisi ionosfer di Indonesia.
Kemudian, tim penelitian ketiga akan melakukan penelitian geomagnet berupa meneliti dampak gerhana terhadap aktivitas geomagnet.
Johan berharap penelitian-penelitian terkait gerhana matahari hibrida itu dapat memberikan informasi mengenai dampak gerhana yang dapat berpengaruh pada teknologi di planet bumi yang berbasis teknologi antariksa, seperti navigasi dan telekomunikasi.
Selain itu, penelitian-penelitian itu nantinya dapat menjadi momen untuk melakukan validasi model-model antariksa yang selama ini telah dibuat.
"Pengujian itu sangat penting untuk mengetahui seberapa baik model yang ada, sehingga dampak negatif cuaca antariksa dapat diantisipasi secara akurat," kata Johan.
Pada 20 April 2023, gerhana matahari hibrida akan melewati wilayah Indonesia. Gerhana itu terbentuk akibat perubahan jarak antara permukaan bumi yang melengkung dengan bulan sebagai objek yang menghalangi matahari saat gerhana matahari.
Gerhana matahari total akan teramati, khususnya di wilayah Indonesia bagian timur yang terbilang singkat kurang lebih 1 menit. Sementara di daerah Indonesia lainnya akan teramati sebagai gerhana matahari parsial.
Adapun gerhana matahari hibrida akan teramati sebagai gerhana matahari cincin di wilayah selatan Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Berdasarkan prakiraan BRIN, gerhana matahari total di Biak Numfor kontak yang terjadi adalah mulai gerhana sebagian pada pukul 12.20 WIT, mulai gerhana total pada pukul 13.56 WIT, puncak gerhana total pada pukul 13.57 WIT, akhir gerhana total pada pukul 13.57 WIT, dan akhir gerhana sebagian pada pukul 15.26 WIT.
Johan menuturkan bahwa gerhana matahari sebagian yang diamati dari Lampung dan dapat diamati di Jakarta, yaitu mulai gerhana sebagian pada pukul 09.31 WIB, puncak gerhana sebagian pada pukul 10.44 WIB, dan akhir gerhana sebagian adalah pada pukul 12.02 WIB.
Ia mengingatkan masyarakat yang hendak mengamati gerhana matahari agar tidak melihat secara langsung tanpa menggunakan filter khusus matahari, karena berbahaya bagi mata.
Alat yang dapat digunakan untuk mengamati gerhana matahari adalah teleskop yang dilengkapi filter matahari, kacamata khusus gerhana matahari, kamera DSLR lensa telefoto yang dilengkapi filter matahari, dan kamera lubang jarum.