Kerajinan eceng gondok karya ibu rumah tangga tembus mancanegara
Jumat, 19 Mei 2023 13:21 WIB 1217
Hanya, keterbatasan SDM mengharuskannya sebagai UMKM yang menaungi Yuli dan Hafsah, kadang harus menolak pesanan, apalagi dalam jumlah yang besar.
Saat ini, perajin yang masih aktif di Rumah Anyam Mandiri tersisa delapan orang, yang didominasi oleh ibu rumah tangga.
Selain SDM terbatas, kendala lainnya ialah sulitnya memperoleh bahan baku karena beberapa pengepul eceng gondok tidak lagi aktif. Jadi, kadang mereka harus membeli dari Jawa untuk memenuhi pesanan.
Walakin, hal tersebut tidak membuat Elsa kehabisan akal. Ia terus melakukan pemberdayaan hingga ke kaum milenial, agar mereka tertarik menjadi perajin.
Bagi Elsa, kerajinan eceng gondok bisa maju seperti sekarang ini tak terlepas dari pendampingan Pemerintah Kota Makassar dan mitra lainnya sehingga mereka mampu menciptakan peluang kerja dalam meningkatkan perekonomian usaha kerajinan eceng gondok.
Elsa mengakui bahwa usaha kerajinan eceng gondok butuh komitmen yang kuat agar tetap bisa bertahan di bisnis ini.
Awalnya, rintisan usahanya tidak terlalu dilirik bahkan ada penolakan terhadap produknya. Hal itu kerap dialami Elsa sejak menggeluti peran sebagai perajin tanaman eceng gondok pada 2015.
Namun berkat kerja kerasnya, ia berhasil memberdayakan belasan ibu rumah tangga untuk berkarya dari rumah. Sukses ini sekaligus menepis label IRT yang hanya mengurus persoalan rumah tangga.
Dari sektor ekonomi, bisnis Elsa mencatat omzet hingga Rp35 juta lebih per bulan atau mampu sekitar Rp300 juta lebih dalam setahun.
Meski belum melakukan ekspor dengan jumlah besar, ia telah memenuhi permintaan dari Finlandia sebanyak 10 produk kerajinan. Selain itu, juga telah mengirim sampel ke beberapa negara lain, yakni Vietnam, Kairo, Malaysia, dan Afrika Selatan.
Harapan Elsa ke depan, apa yang dicita-citakan untuk memberdayakan sesama bisa dimudahkan. Kerja bisa lebih besar lagi sampai membumikan kerajinan dari eceng gondok ini.
Sebagai mitra bank BUMN tersebut, Elsa juga menghendaki mitranya itu bisa memfasilitasi untuk melakukan studi banding guna meningkatkan kualitas produk agar bisa merambah lebih banyak negara.
Bukan tanpa alasan, Elsa pernah menemui komentar bahwa produk yang ia punya juga ada di Thailand dengan tampilan lebih mulus dan bagus sebab dibuat menggunakan mesin.
Maka dari itu, Elsa bersama perajin lain tidak patah semangat.
Sebagai ibu rumah tangga, mereka mengharapkan ada pengembangan SDM bagi perajin eceng gondok, agar wawasannya lebih luas sehingga bisa menghasilkan beragam varian produk dan peningkatan kualitas.
Editor: Achmad Zaenal M