Jakarta (ANTARA) - Kantor Staf Presiden (KSP) menyebutkan pembangunan Tol Trans Sumatera (JTTS) Ruas Rengat-Pekanbaru memperkuat konektivitas di Provinsi Riau sehingga mempermudah distribusi logistik dan mobilitas masyarakat.
“Konektivitas wilayah di Provinsi Riau akan semakin baik guna mendukung distribusi logistik maupun mobilitas masyarakat,” kata Deputi I Kepala Staf Kepresidenan Febry Calvin Tetelepta saat melakukan kunjungan kerja di Pekanbaru, Selasa, sebagaimana keterangan diterima di Jakarta.
Febry mengatakan pemerintah akan memulai pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Ruas Rengat-Pekanbaru pada Juni 2023. Pembangunan akan dimulai dari Seksi Lingkar Pekanbaru agar ruas-ruas jalan tol yang sudah ada di Provinsi Riau dapat terhubung satu sama lain.
Pembangunan Seksi Lingkar Pekanbaru didahulukan karena segmen ini akan menghubungkan tiga ruas JTTS sekaligus, yakni ruas Rengat-Pekanbaru, Pekanbaru-Bangkinang, dan Pekanbaru-Dumai.
Tahapan konstruksi pembangunan JTTS Seksi Lingkar Pekanbaru, kata Febry, ditargetkan dapat dimulai pada pertengahan Juni 2023, dan selesai paling lambat Oktober 2024.
“Pengadaan tanahnya sedang dilakukan oleh Kementerian ATR/BPN bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta pemerintah daerah,” kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Operasi III PT Hutama Karya Persero Koentjoro menjelaskan, bahwa Seksi Lingkar Pekanbaru terbentang sepanjang tiga puluh kilometer dari Junction Pekanbaru hingga Bypass Pekanbaru. Secara administratif, seksi ini melintasi wilayah Kota Pekanbaru dan Kabupaten Kampar.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Riau S.F. Hariyanto mengatakan pembangunan infrastruktur yang begitu masif akan menjadi modal bagi Provinsi Riau untuk lebih maju lagi.
“Mewakili masyarakat Bumi Lancang Kuning, saya menyampaikan terima kasih kepada pemerintah pusat,” kata Hariyanto.
Berdasarkan data di laman resmi PT Hutama Karya Persero, sebagai operator jalan tol Trans Sumatera Ruas Rengat-Pekanbaru, investasi untuk membangun ruas Rengat-Pekanbaru mencapai Rp21,2 triliun.