Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi menjadi lebih gencar di tengah pandemi guna mengatasi tekanan bagi berbagai sektor kehidupan tersebut, seperti pemanfaatan sarana daring untuk keperluan belanja, pertemuan, kegiatan belajar mengajar, pentas kesenian, konferensi pers, dan persidangan perkara hukum.
Upaya bersama membalik keadaan dalam mengatasi serangan virus itu di Indonesia, ditandai dengan pemberian vaksinasi COVID-19 kepada masyarakat sejak 13 Januari 2021, mulai tahap pertama hingga keempat. Pemerintah memanfaatkan sejumlah vaksin hasil perburuan di beberapa negara sambil mengembangkan riset vaksin dalam negeri untuk mematahkan serangan virus itu.
Data diperoleh melalui situs Kementerian Kesehatan per 22 Juni 2023, pukul 16.00 WIB, total 6.811.528 kasus konfirmasi COVID-19 di Indonesia, 6.640.426 (97,5 persen) kasus sembuh, 161.857 (2,4 persen) meninggal, dan 9.245 (0,2 persen) kasus aktif.
Dalam skala global tercatat 768.187.096 kasus konfirmasi dan 6.945.714 kasus meninggal (0,9 persen), sedangkan dalam lingkup regional Asia Tenggara tercatat 61.185.070 kasus konfirmasi dan 806.366 (1,3 persen) meninggal.
Data vaksinasi di Indonesia menunjukkan total sasaran 234.666.020 orang, dengan capaian vaksinasi tahap pertama 203.861.112 orang, tahap kedua 174.922.481 orang, tahap ketiga 68.013.361, dan tahap keempat 3.334.009 orang.
Sejak 5 Mei 2023, WHO menyatakan pandemi COVID-19 tidak lagi sebagai darurat kesehatan masyarakat global, sedangkan pada 17 Mei 2023 Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan pelonggaran pemakaian masker di ruang terbuka, setelah mempertimbangkan pandemi terkendali.
Berkaitan dengan pengumuman pencabutan status pandemi di Indonesia pada 21 Juni 2023, Presiden Jokowi juga menyampaikan bahwa hasil sero survei menunjukkan 99 persen masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi COVID-19.
Di Indonesia, saat ini, serangan pandemi COVID-19 dianggap telah terkendali, meskipun peringatan dari kalangan pakar kesehatan selayaknya harus tetap digenggam, bahwa virus tak bisa tuntas dienyahkan karena sifat hidupnya yang bermutasi.
Masyarakat tetap didorong untuk selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya pandemi demi pandemi pada masa mendatang. Peristiwa pandemi-pandemi yang lain juga telah tercatat sebagai hantu dunia pada masa-masa jauh lampau sebelum terjadi globalisasi.
Era global memang menjadi keniscayaan hidup manusia zaman sekarang untuk mencapai kemajuan yang berarti bagi peradaban, namun juga membuka peluang serangan pandemi yang mungkin lebih mengerikan.
Sukses Pemerintah dan Bangsa Indonesia mengatasi pandemi membuat masyarakat boleh menghela nafas lega karena sudah bisa menjalani aktivitas sehari-hari dengan leluasa lagi.
Peristiwa pandemi global COVID-19 menjadi pelajaran berharga manusia zaman ini untuk kelangsungan peradaban generasi mendatang mereka.
Ada ungkapan bernilai luhur dalam budaya Jawa, "Setiti nastiti ngati-ati", yang arti intinya "manusia mesti menjalani kehidupan dengan teliti, cermat, dan berhati-hati". Ungkapan tersebut boleh jadi juga menjadi kekuatan "tolak bala" untuk pandemi-pandemi lainnya kelak.