Menurut dia, hampir setengah dari orang dewasa di seluruh dunia pada saat ini tidak melek digital.
Dia juga mengatakan, setidaknya kurang dari lima persen orang dewasa berpartisipasi dalam program pendidikan dan pembelajaran di sepertiga negara di seluruh dunia.
Seperti yang ditunjukkan oleh Laporan Global Kelima UNESCO tentang Pembelajaran dan Pendidikan Orang Dewasa, mereka yang paling membutuhkan pembelajaran orang dewasa adalah penduduk asli, migran, lansia atau penyandang disabilitas, yang terlalu sering kehilangan kesempatan belajar.
Kemudian, lanjut dia, negara-negara anggota UNESCO membuat janji yang kuat di berbagai acara, termasuk Konferensi Dunia tentang Perawatan dan Pendidikan Anak Usia Dini di Tashkent, Uzbekistan, Konferensi Dunia tentang Pendidikan Tinggi di Barcelona, serta Konferensi Dunia tentang Pembelajaran Seumur Hidup yang Inklusif (ILLC) di Bali pada hari ini.
Komitmen bersama ini menunjukkan tekad bersama untuk memprioritaskan dan mengubah pendidikan di semua tahap kehidupan, menggarisbawahi pengakuan global akan pentingnya pendidikan dalam membentuk masa depan yang berkelanjutan dan adil.
"Kami bertujuan untuk membangun kontrak sosial baru untuk pendidikan, dengan pembelajaran seumur hidup sebagai prinsip panduannya," katanya.
Oleh karena itu, UNESCO bekerja sama dengan Prakerja meluncurkan kampanye #ImALifelongLearner yang berlangsung hingga Hari Hak Asasi Manusia Sedunia pada 10 Desember 2023.
Update Berita Antara Bengkulu Lainnya di Google News
Update Berita Antara Bengkulu Lainnya di Google News