Menjaga ekosistem gajah di Wilayah Kerja Rokan
Senin, 24 Juli 2023 15:40 WIB 1402
"Sejak 2021 kami sudah mendukung program konservasi gajah untuk 10 tahun ke depan, itu komitmennya. Dalam hal ini kami mendukung infrastruktur dan makanan gajah," kata Analyst Social Performance PHR, Priawansyah.
Untuk gajah di PKG Minas, PHR memberikan makanan bernilai sekitar Rp80 ribu satu hari untuk satu ekor. Bantuan tersebut merupakan makanan malam bagi gajah berupa pelepah sawit yang didatangkan oleh pihak ketiga yang ditunjuk Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Riau. Pada sore hari akan datang beberapa truk pelepah sawit untuk gajah. Dalam satu tahun makanan malam gajah itu menghabiskan dana Rp400 juta.
Selain untuk PKG, PHR juga mendukung ekosistem gajah liar dari beberapa kantong seperti Kantong Balai Raja, Bengkalis, dan Giam Siak Kecil yang jumlahnya sekitar 70 ekor. Salah satu di antara 70 gajah itu adalah gajah bernama Codet yang viral saat melintasi Jalan Tol Pekanbaru-Dumai.
Untuk mendukung kelestarian gajah liar yang melintasi WK Rokan mulai dari Duri, Kabupaten Bengkalis, hingga Minas, PHR sudah mengadakan empat "Global Positioning System Collar" atau kalung GPS. Inovasi teknologi GPS Collar untuk bisa melacak keberadaan sekitar 70 gajah liar yang dikalungkan pada leher kepala-kepala suku gajah.
Baca juga: Tim dokter cari tahu penyebab kematian gajah sumatra di Way Kambas
Satu kalung GPS itu harganya sekitar Rp65 juta yang diimpor dari Afrika. Namun realisasinya bukanlah alat itu yang mahal, melainkan proses mengalungkan GPS itu. Butuh biaya operasional yang tidak sedikit untuk mengetahui di mana posisi kawanan gajah tersebut. Setelah bertemu maka pemasangannya harus oleh pihak yang ahli melakukannya. Biasanya dibius, namun gajah tidak pingsan, hanya berdiri saja.
Gajah hidup dengan berjalan hingga 30 km setiap hari bersama rombongan yang biasanya lebih dari 10 ekor. Biasanya gajah yang kecil berada di tengah dilindungi gajah dewasa. Meskipun kadang gajah jantan ada juga yang memisahkan diri.
Dengan kalung GPS tersebut, mitra PHR yang menangani gajah liar tersebut, Rimba Satwa Foundation bisa memantau pergerakan gajah. Apabila gajah sudah mendekat kepada pemukiman warga maka akan diberitahukan.
Selanjutnya RSF bersama petugas kehutanan akan berusaha mengarahkan gajah liar tersebut untuk meninggalkan pemukiman warga. Biasanya dilakukan dengan mercon ataupun dengan gajah jinak dari PKG Minas.
Selain itu, PHR juga menginisiasikan program Agro Forestry kepada desa yang menjadi lintasan gajah, seperti menanam tanaman yang tidak disukai gajah seperti jengkol, jeruk, dan alpukat agar tak terjadi interaksi negatif. Setiap kampung sudah ada orang yang bertanggung jawab mendamaikan gajah dan manusia.
Kepala Seksi Konservasi BB KSDA Riau Wilayah IV, Azmardi mengungkapkan di sekitar PKG Minas ini, juga ada sekitar 11 ekor gajah liar yang berkelana hingga ke Pekanbaru dan Kampar. Tempat yang dilewati gajah tidak pernah berubah dan hewan ini mampu mengingat dengan kuat, misalnya jalan yang dilewatinya 5-10 tahun lalu.
Baca juga: Koalisi desak proses amdal tambang di habitat Gajah Seblat dihentikan
Saat ini sering terjadi masalah gajah mendatangi bahkan merusak permukiman warga. Padahal itu merupakan wilayah yang dilewatinya sebelumnya. Gajah akan tetap melewati meskipun daerah itu sudah berubah menjadi pemukiman, perkebunan, maupun bangunan.
Saat ini warga terus melapor karena merasa terganggu. Petugas pun terpaksa menghalau gajah walaupun itu merusak jalur dan sistem ingatan gajah. "Bagaimana ini supaya lestari ajakan dari kami ke masyarakat agar mengurangi pembukaan areal dan sebagainya," ujar Azmardi.
Saat ini keanekaragaman tanaman yang dimakan gajah juga berkurang, karena ekosistem adalah interaksi secara keseluruhan maka semakin banyak jenis tumbuhan, semakin baik juga kualitas makanan.
"Kami khawatir dengan banyaknya tanaman monokultur di sekeliling sehingga jenis makanannya berkurang. Sama dengan manusia semakin banyak variasi makanan maka akan semakin sehat," ucapnya.
Oleh sebab itu, butuh dukungan dan komitmen bersama untuk menjaga ekosistem gajah di sekitar WK Rokan ini. Kesadaran akan keseimbangan alam harus ditanamkan pada para pihak termasuk masyarakat bahwa hidup di alam perlu berdampingan. Tak bisa semuanya dikooptasi hanya oleh satu kepentingan tertentu.
Update Berita Antara Bengkulu Lainnya di Google News