Rektor: Lulus tanpa skripsi bisa jadi pilihan mahasiswa
Rabu, 30 Agustus 2023 20:51 WIB 1378
Ia mengatakan beberapa program studi atau fakultas di Unsoed yang sudah menerapkan kebijakan lulus tanpa skripsi salah satunya Fakultas Peternakan.
Menurut dia, mahasiswa S1 Fakultas Peternakan Unsoed menjalani kerja di lapangan sesuai ketentuan yang berlaku dan sistematika pelaporannya juga sudah ditentukan.
"Tetapi dalam pelaksanaannya, anak-anak yang mengambil tugas akhir atau skripsi bukan dari penelitian itu masih sangat sedikit," kata Akhmad Sodiq yang pernah menjabat Dekan Fakultas Peternakan Unsoed.
Menurut dia, hal itu bukan karena adanya hambatan namun barangkali perlu gerakan yang lebih masif.
"Artinya begini, sebagian lulusan-lulusan yang terdahulu hanya dalam bentuk skripsi. Tetapi ke depan ini yang penting lagi bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakukan itu 'kan diarahkan sesuai dengan passion (gairah, red.) adik-adik kita," katanya.
Ia pun mencontohkan jika ada mahasiswa yang lebih bergairah ke kewirausahaan dan ada pula yang lebih suka kerja sosial.
Jika mahasiswa itu punya pengalaman di luar dengan metodologi tertentu dan memenuhi syarat yang setara dengan skripsi, kata dia, hal itu akan sangat bagus karena membekali mahasiswa dengan apa yang dikerjakan tersebut benar-benar bermanfaat.
Lebih lanjut, Rektor mengakui hambatan penerapan kebijakan yang tidak mewajibkan skripsi bagi perguruan tinggi di daerah tetap ada.
Menurut dia, hal itu karena ada mahasiswa yang lebih suka terhadap riset, sehingga tugas akhirnya dapat dipastikan dalam bentuk skripsi.
Akan tetapi bagi mahasiswa yang suka di lapangan, kerja sosial, magang, dan sebagainya, jika diwajibkan menyusun skripsi dalam bentuk riset justru menjadi beban.
Terkait dengan tempat magang yang dapat disetarakan sebagai skripsi, dia mengatakan bagi Unsoed yang berlokasi di daerah, hal itu tidak menjadi kendala.
"Walaupun Unsoed di daerah, tetapi tempat magangnya sudah ada yang di Jepang. Saat magang, mereka bisa mengambil data-data yang ada di sana," ungkapnya.
Dengan data-data yang ada di Jepang, kata dia, memungkinkan mahasiswa berkonsultasi dengan calon pembimbing untuk menjadikannya sebagai laporan tugas akhir yang dapat disetarakan dengan skripsi.