“Hingga saat ini tim Dinkes menemukan 878 warga terinfeksi TBC dan kasus TBC tersebut cukup banyak dan belum banyak ditemukan," kata," Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bengkulu Sri Martiana di Kota Bengkulu, Jumat.
Ia menyebutkan, tingginya kasus TBC di Kota Bengkulu disebabkan karena banyak warga yang telah memiliki gejala batuk lebih dari dua pekan, namun tidak diperiksa di fasilitas kesehatan terdekat.
Serta faktor rokok, kurangnya pencahayaan di rumah, namun saat ini angka kematian akibat tuberkulosis di Bengkulu masih rendah.
Padahal, tim kesehatan Kota Bengkulu terus melakukan deteksi dini dengan melakukan pemeriksaan dan membawa alat-alat kesehatan seperti pot dahak untuk diperiksa namun, masyarakat tidak ingin diperiksa.
Oleh karena itu, kata Sri, dalam menekan angka penyebaran TBC di Kota Bengkulu, pihaknya terus melakukan edukasi dan penyuluhan yang bekerjasama dengan yayasan maupun puskesmas yang ada di Bengkulu.
Dia mengimbau masyarakat jika ada anggota keluarga yang menderita TBC segera dibawa ke puskesmas atau rumah sakit umum setempat, sehingga penyakit tersebut dapat disembuhkan dalam waktu dekat.
Untuk gejala penyakit TBC yaitu batuk lebih dari dua pekan, demam menggigil dan kurangnya nafsu makan.
"Jika ada warga maupun anggota keluarga yang memiliki gejala TBC agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat agar penyakit yang diderita dapat disembuhkan cepat," ujar dia.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu menyebutkan bahwa sejak Januari hingga Agustus 2022, pihaknya menemukan sebanyak 1.550 masyarakat terinfeksi penyakit TBC.
Kepala Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu Meli Puspasari mengatakan jumlah temuan kasus TBC di Provinsi Bengkulu mengalami peningkatan jika dibandingkan pada 2021 yang mencapai 1.828 kasus.*
Update Berita Antara Bengkulu Lainnya di Google News
Update Berita Antara Bengkulu Lainnya di Google News