Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan BUMN berperan sebagai benteng ekonomi nasional dalam menghadapi kondisi geo-ekonomi dan geo-politik global.
"Ke depan adalah perang ekonomi, kita di persimpangan geo-politik dan geo-ekonomi, di mana posisi kita? Dan kita sudah sepakat BUMN adalah benteng ekonomi nasional," katanya dalam acara AKHLAK Culture Festival BUMN di Menara BRILiaN, Jakarta Selatan pada Senin.
Baca juga: Srikandi BUMN ajak mahasiswa aktif magang kembangkan karir
Baca juga: Srikandi BUMN ajak mahasiswa aktif magang kembangkan karir
Dia menyebutkan BUMN menopang 30 persen perekonomian nasional. Selain itu, berkat transformasi bisnis yang telah dijalankan selama 3 tahun, BUMN mengalami peningkatan keuntungan serta dapat menyetor dividen ke negara sebesar Rp80,2 triliun.
"Keuntungan kita dari Rp13 triliun menjadi Rp124 triliun menjadi sekarang Rp250 triliun itu terjadi karena apa? Perubahan kultur, perubahan transformasi bisnis, dan ekosistem yang kita lakukan sama-sama," ujar Erick.
Dia menuturkan BUMN telah memiliki cetak biru untuk tahun 2024 hingga 2034 yang akan mendorong peran BUMN di berbagai sektor.
Pertama adalah menginisiasi pembangunan ekosistem ekonomi hijau. Sebagai pengelola energi nasional, katanya, pemanfaatan energi hijau akan berdampak terhadap hilirisasi.
Baca juga: Erick Thohir ajak generasi muda perempuan jadi pegawai BUMN
Baca juga: Erick Thohir ajak generasi muda perempuan jadi pegawai BUMN
"Kita harus menjadi pelopor ekonomi hijau, kenapa? Kalau BUMN tidak membangun ekosistem ekonomi hijau yang baru kita tidak bisa berkembang karena BUMN mengelola yang namanya energi. Kalau energi tidak hijau tidak mungkin namanya hilirisasi jadi hijau," katanya.
Berikutnya adalah pembangunan infrastruktur dengan kualitas internasional. Erick menyebutkan pada tahun 1860 Amerika Serikat memiliki 30 ribu kilometer jalur kereta, sementara China saat ini telah membangun 20 ribu jalur kereta cepat.