Jakarta (ANTARA) - Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo mengatakan Polri memperkuat sosialisasi kepada masyarakat sebagai prioritas utama dalam menyelesaikan persoalan terkait pengosongan lahan di Pulau Rempang, Kepulauan Riau.
"Prioritas utama yang kami lakukan adalah memperkuat sosialisasi kepada masyarakat yang akan direlokasi karena tanah yang ada saat ini adalah tanah milik otorita BP Batam, sehingga mau tidak mau pada saat itu dibutuhkan harus diserahkan," kata Sigit di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Panglima TNI: Prajurit jangan ikut terlibat kasus tanah di Pulau Rempang
Di sisi lain, kata Sigit, pemerintah dalam hal ini Badan Pengusaha Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam atau (BP) Batam juga memikirkan rencana relokasi, termasuk juga menyangkut masalah pencaharian masyarakat akan dicarikan dilokasi yang masyarakat bisa melanjutkan aktivitas-nya dalam rangka memenuhi nafkahnya.
"Apakah itu yang jadi nelayan atau dekat nelayan yang saat itu berjualan sayur juga harus ada pasarnya dan sebagainya, semuanya ini sedang dalam proses," papar Sigit.
Jenderal bintang empat itu menyebut benturan muncul dikarenakan adanya kesalahpahaman, namun sedang dijajaki kesempatan antara belah pihak untuk sama-sama mencari jalan keluar.
"Maka dari itu muncul kesempatan yang saya sampaikan tolong sama-sama tenang, kemudian kita rembuk bersama masalah-masalah yang terjadi," ujarnya.
Baca juga: Jokowi: Konflik di Rempang dipicu komunikasi kurang baik
Upaya penyelesaian konflik di Rempang, lanjut Sigit, juga sedang diupayakan oleh kementerian, termasuk Kementerian Investasi yang turun langsung ke Batam untuk menuntaskan persoalan yang ada.
Mantan Kabareskrim itu menyampaikan, bahwa Pulau Rempang akan dibangun menjadi salah satu Program Strategis Nasional 2023, sehingga terbuka lapangan kerja yang luas yang memberikan efek berganda untuk Batam dan masyarakatnya.
"Dengan membuka lapangan kerja yang baru yang membuka ruang bagi para pekerja untuk bisa bekerja di satu sisi bisa negara kemudian hal-hal yang tentunya menjadi kebaikan buat Indonesia khususnya," ucap dia.
Sigit menyebut bahwa yang terjadi di Rempang karena adanya kesalahpahaman karena komunikasi terkait isu-isu yang belum tuntas di lapangan. Untuk itu Polri berupaya secepatnya untuk menuntaskan lewat pendekatan yang persuasif bersifat sosialisasi edukasi dan musyawarah.