Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, meminta kepala desa dan camat menjaga keaslian kawasan hutan produksi terbatas di daerah ini, terutama yang diajukan untuk menjadi objek wisata.
"Yang perlu menertibkan kades dan camat lalu mereka memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk menjaga keaslian kawasan hutan produksi terbatas yang terdapat Air Terjun Sikai," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Mukomuko, Juni Kurniadiana di Mukomuko, Kamis.
Rombongan Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Mukomuko telah
mengunjungi Air Terjun Sikai yang berada di kawasan hutan produksi terbatas di Desa Lubuk Selandak, Kecamatan Teramang Jaya.
mengunjungi Air Terjun Sikai yang berada di kawasan hutan produksi terbatas di Desa Lubuk Selandak, Kecamatan Teramang Jaya.
Ia menyayangkan, ada sebagian lahan hutan produksi yang ditanami tanaman kelapa sawit di kawasan hutan produksi terbatas di wilayah tersebut.
"Mungkin pengusaha yang menanam tanaman kelapa sawit di lokasi tersebut karena luasnya 10 hektare lebih," ujarnya.
Menurut dia, keberadaan lahan perkebunan kelapa sawit di kawasan hutan produksi terbatas di wilayah tersebut sudah diketahui oleh aparat.
Untuk itu, dia minta aparat penegak hukum dari Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) menertibkan karena dikhawatirkan keaslian hutan tersebut tidak ada lagi.
Untuk itu, dia minta aparat penegak hukum dari Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) menertibkan karena dikhawatirkan keaslian hutan tersebut tidak ada lagi.
Ia mengatakan, Air Terjun Sikai berada dekat dengan dua wilayah daerah ini, yakni Desa Lubuk Selandak dan Satuan Permukiman (SP) IV.
Pemerintah daerah setempat telah mengusulkan penurunan status hutan produksi terbatas di wilayah tersebut menjadi taman wisata alam (TWA) agar potensi Air Terjun Sikai menjadi objek wisata.
Selain itu, pihaknya telah menyosialisasikan pembentukan kelompok sadar wisata (pokdarwis) kepada masyarakat di wilayah tersebut. Tetapi sampai sekarang masyarakat di wilayah itu belum membentuknya.
Dia juga mengusulkan pembangunan akses jalan sepanjang satu dari dua kilometer menuju lokasi Air Terjun Sikai.
"Kita bangun jalan sepanjang satu kilometer, sedangkan satu kilometernya lagi dibiarkan asri dan wisatawan yang mau berkunjung berjalan kaki ke lokasi tersebut," kata dia.