Mukomuko (Antara) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, Ramdani menyatakan pembangunan gedung shelter untuk tempat berkumpul warga saat terjadi bencana tsunami di daerah itu ditunda pada 2016.
"Pembangunan shelter tsunami batal dibangun 2015 karena anggarannya dari pemerintah pusat dialihkan," kata Ramdani di Mukomuko, Senin.
Ia mengatakan, pengalihan anggaran untuk shelter itu merupakan kebijakan pemerintah pusat menyusul ada kebijakan pembangunan lain yang lebih prioritas.
Mengenai kebijakan pengalihan anggaran pendapatan belanja negara untuk shelter di daerah itu, katanya, bukan lagi menjadi urusan BPBD setempat. Itu kebijakan pemerintah pusat.
"Kita hanya menerima barangnya. Kalau memang tidak ditunda kita terima. Dan mudah-mudahan dibangun tahun 2016," ujarnya.
Penundaan pembangunan Shelter itu tidak hanya di daerah itu, katanya, tetapi merata di seluruh Indonesia. Khusus di Provinsi Bengkulu sebanyak tiga kabupaten yang ditunda pembangunannya.
"Tiga kabupaten di Bengkulu yang ditunda, yakni Mukomuko, Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kabupaten Kaur," ujarnya.
Ia menerangkan, untuk lahan sudah disiapkan oleh pemerintah setempat. Dan sebentar lagi lahan seluas setengah hektare diterbitkan sertifikatnya.
"Kalau lahan kita sudah siap. Tinggal lagi pembangunannya," ujarnya lagi.
Ia menerangkan, anggaran untuk pembangunan gedung shelter itu sudah ada di BNPB dengan nilai sekitar Rp30 miliar. Namun belum dapat dilaksanakan tahun ini karena keterbatasan waktu.
Dengan anggaran sebesar itu, kata dia, bisa dibangun gedung shelter setinggi 45 meter atau tingkat tiga. Di bagian atap gedung shelter ada landasan untuk helikopter.
Dengan ukuran gedung shelter sebesar itu, katanya, dapat menampung sebanyak 850 hingga 1.000 orang warga setempat yang mengungsi dari bencana alam tsunami.***4***