Kota Bengkulu (ANTARA) - Alat peraga kampanye (APK) menjamur di banyak tempat di Kota Bengkulu dan sekitarnya meski masa kampanye Pemilu 2024 belum dimulai. Di banyak sudut terpampang banyak APK seperti baliho, spanduk dan semacamnya.
Berdasarkan pantauan ANTARA pada Jumat, APK tersebut tersebar di beberapa ruas jalan dan persimpangan di Kota Bengkulu.
Menanggapi hal tersebut, baru-baru ini pengamat politik Universitas Bengkulu Wahyu Widiastuti menyarankan para calon legislatif partai politik dan senator lebih kreatif dalam mempromosikan diri.
Promosi tersebut bukan dengan menyebar APK di berbagai tempat di luar waktu yang ditentukan Komisi Pemilihan Umum. Pemasangan APK itu juga sebaiknya tidak merusak pepohonan penghijauan.
Baca juga: Bawaslu Rejang Lebong tertibkan alat peraga kampanye salahi aturan
Baca juga: KPU ingatkan paslon tidak sembarangan pasang APK
Wahyu mengatakan terdapat hal yang lebih penting dari promosi kampanye dibanding membanjiri kawasan perkotaan dengan APK.
"Kalau dari nilai estetika, itu memang sangat mengganggu karena menjadi kotor gitu ya, banyak banget mana engga seragam," kata dia mengomentari APK yang dipasang secara asal-asalan.
Menurut dosen Fisipol Unib itu, penggunaan APK seperti baliho kurang efektif karena hanya membuat orang tahu kepada peserta pemilu.
Pemasangan APK saja, kata dia, belum cukup meyakinkan masyarakat agar calon terkait dipilih saat Pemilu 2024. Terlebih para calon legislatif dan senator kalah pamor dibanding calon presiden.
Pemilihan Presiden 2024, lanjut dia, dapat membuat masyarakat hanya fokus kepada Pilpres saja sehingga tidak menghiraukan pemilihan yang lain.
Baca juga: Bahaya mengancam jika nekat pasang APK di kaca mobil
Baca juga: Peserta Pilkada Bengkulu: aparat telusuri perusak APK
“Karena 2024 itu ada beberapa pemilu yang 'bruk' jadi satu banyak (tumpah ruah terdapat Pileg, Pilpres dan DPD), itu bisa dibilang merugikan pemilu-pemilu yang lain,” kata dia.
Untuk itu, ia menyarankan bagi para calon legislatif dan senator untuk mencari cara kreatif lainnya untuk mendekati masyarakat, seperti menawarkan program-program nyata dan realistis.
Para peserta pemilu, lanjut dia, seharusnya lebih banyak melakukan pendekatan sosial atau upaya lain untuk mendapatkan suara tidak hanya berlomba-lomba memasang baliho.
Baliho menjamur jelang Pemilu, pengamat dorong pendekatan sosial lebih penting
Jumat, 6 Oktober 2023 14:48 WIB 6473