Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis ilmu kesehatan mata Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo dr. Anna Puspitasari Bani Sp.M(K) mengatakan orang tua memiliki peran besar untuk mengenali dan mendeteksi kelainan mata anak sejak dini.
“Orang tua yang menghabiskan waktu paling lama dengan anak, sejak lahir, riwayat kelahirannya misalnya prematur, itu harus membuat orang tua lebih perhatian pada penglihatan anak,” kata Anna dalam diskusi kesehatan tentang mata yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
Anna mengatakan ada beberapa cara melihat kelainan sejak dini pada mata anak, seperti melihat respons anak saat bayi ketika dihadapkan pada cahaya. Respons yang baik adalah anak akan mengedip, jika tidak ada respon orang tua perlu waspada.
Cara selanjutnya yang bisa dilihat dengan kasat mata adalah melihat kejanggalan pada bola mata anak seperti juling atau ada bercak putih pada bagian hitam mata. Selain itu, jika anak sudah beranjak besar, perhatikan posisi kepala yang selalu miring dan menonton TV selalu dengan jarak dekat.
“Jika sudah usia sekolah kalau belajar menulis selalu mencong (miring) atau ada huruf yang hilang. Satu lagi koordinasi gerak misalnya tidak bisa main bola tangkap, ini secara umum yang bisa menjadi alarm orang tua,” ucap Anna.
Dokter lulusan Universitas Indonesia itu mengatakan gangguan mata ada beberapa jenis, dilihat dari masalah keruh pada mata atau yang dikenal sebagai katarak yang bisa dibawa sejak lahir, fungsi system saraf dan masalah kedudukan mata yang tidak seimbang.
Mata bekerja sesuai dengan apa yang otak terjemahkan sebagai penglihatan. Gangguan bisa terjadi pada rusaknya sistem saraf mata yang menghubungkan ke otak sehingga sinyal-sinyal elektrik untuk melihat menjadi terganggu.
Selain itu juga adanya gangguan pada kedudukan mata seperti juling yang bisa dibawa sejak lahir maupun berkembang saat dewasa.
Faktor lain yang menyebabkan gangguan mata pada anak, kata Anna ,juga bisa disebabkan karena faktor genetik yang menyebabkan progres bertambahnya minus lebih cepat, kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan gawai pada anak dan minimnya kegiatan di luar ruangan.