Bengkulu (Antara) - Sebanyak 1.000 ibu rumah tangga melakukan pemasangan implan atau alat kontrasepsi jangka panjang secara gratis pada "Gebyar Pemasangan 10 Ribu Implan" yang digelar Dinas Kesehatan dan BKKBN Provinsi Bengkulu.
"Ini kegiatan tahunan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk Provinsi Bengkulu," kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Bengkulu Maryana di sela-sela acara yang digelar di Pusat Olahraga Pantai Panjang, Kota Bengkulu, Selasa.
Ia mengatakan para wanita yang mengikuti pemasangan implan tersebut berasal dari perwakilan 10 kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu.
Kegiatan tersebut menurutnya baru tahap awal atau peluncuran program dan ditargetkan terealisasi 10 ribu implan saat Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Bengkulu pada November 2015.
Menurutnya, kegiatan tersebut juga dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak, serta meningkatkan jumlah akseptor, sekaligus menurunkan Total Fertility Rate (TFR) di Provinsi Bengkulu.
Laju pertumbuhan penduduk Provinsi Bengkulu tergolong tinggi bukan hanya dampak faktor kelahiran, melainkan juga dari faktor migrasi di mana Provinsi Bengkulu merupakan daerah berkembang sehingga menjadi tujuan warga dari luar daerah.
Pertumbuhan penduduk dari migrasi hampir 1 persen sedangkan laju pertumbuhan pertumbuhan penduduk yang diukur dari sensus 1,67 persen, dan pada 2015 ditargetkan turun sebesar 1,65 persen.
"Sedangkan dari kelahiran mencapai angka 2,1 persen, yang artinya setiap keluarga rata-rata memiliki dua anak," lanjutnya.
Ia menambahkan bahwa jumlah akseptor terutama implan mencapai 14.337 akseptor baru pada 2014.
Alat kontrasepsi jangka panjang seperti implan dapat digunakan minimal selama tiga tahun, lebih efektif dan sedikit risiko jika dibandingkan alat kontrasepsi seperti pil dan suntikan.
Namun, alat kontrasepsi ini belum populer di masyarakat, selain biaya pemasangan yang terbilang cukup mahal, mulai dari Rp850 ribu hingga Rp1 juta lebih untuk sekali pemasangan.***4***