Awal yang menjanjikan dari Timnas U-17 kita
Sabtu, 11 November 2023 14:44 WIB 8981
Berdasarkan catatan FIFA, Arkhan menjadi pemain paling sering menjemput bola, mengganggu lawan, dan membawa bola ke jantung pertahanan Ekuador.
Total jelajah lari Arkhan adalah 12,47 km. Ini adalah catatan terjauh yang dibuat seorang pemain dalam pertandingan Indonesia versus Ekuador itu.
Tak ada pemain Ekuador yang menyamai jelajah berlari Arkhan, padahal mereka menjadi tim yang lebih menekan dalam pertandingan Jumat malam kemarin itu.
Baca juga: Bima Sakti bersyukur pemainnya bisa mendapat poin di Piala Dunia U-17
Satu lagi pemain Indonesia yang menjadi aset penting untuk pertandingan berikutnya adalah gelandang Riski Afrisal yang beroperasi di sayap kiri serangan Indonesia.
Dari catatan FIFA itu pula, Riski yang memberikan assist untuk gol yang dicetak Arkhan, menjadi pemain yang paling sering melakukan sprint. Jumlahnya, 66 kali.
Riski berulang kali mengalahkan atau paling tidak membuat bek kanan Ekuador Jesus David Herrera keteteran, sampai memaksa duo bek tengah Davis Moreira dan Collaguoza Vaca untuk melapisnya guna menghentikan atau menutup pergerakan Riski.
Terlihat bahwa pemain-pemain Indonesia tampil kompak dan gigih. Secara tim, Indonesia memang kuat, melebih ekspektasi untuk sebuah tim debutan yang lolos karena berstatus tuan rumah.
Semua orang Indonesia pastinya berharap performa baik dalam pertandingan Ekuador berlanjut kala melawan Panama nanti.
Baca juga: Suporter disabilitas kagumi fasilitas Stadion GBT Surabaya
Panama sendiri tak kalah bagus dari Ekuador, tapi mereka kalah produktif dalam mencetak gol sewaktu turnamen Piala U17 di zona masing-masing.
Dari delapan pertandingan Piala Amerika Selatan U17 2023, Ekuador mencetak 17 gol dan kemasukan 9 gol, sedangkan Panama memasukkan 10 gol dan kebobolan 7 gol dari enam pertandingan Piala Concacaf U17 pada tahun yang sama.
Kualitas kedua tim tidak terlalu jauh saat menjaga pertahanan, namun Ekuador terbukti lebih produktif ketimbang Panama yang kalah 0-2 dari Maroko dalam pertandingan pertamanya di Grup A.
Uniknya, menghadapi Ekuador yang lebih produktif dari Panama, Indonesia bisa mengatasi tekanan lawan yang dalam pertandingan Jumat malam kemarin itu menciptakan 18 percobaan gol, yang enam di antaranya tepat sasaran. Indonesia sendiri membuat 6 percobaan gol yang 2 di antaranya tepat sasaran.
Stamina
Statistik penciptaan peluang kedua tim sebenarnya seimbang pada babak pertama, tapi menjadi timpang pada babak kedua. Fisik dan stamina menjadi faktor terbesar yang membuat Indonesia agak menurun pada babak kedua.