Kota Bengkulu (ANTARA) - Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan melaporkan lonjakan signifikan dalam jumlah debitur program pembiayaan Ultra Mikro (UMi) di wilayah Bengkulu yang meningkat 43,78 persen dalam periode Januari-November 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.
Kepala Kantor Wilayah DJPb Bengkulu Bayu Andy Prasetya di Bengkulu, Minggu, mengatakan tercatat 17.339 orang menjadi debitur UMi, meningkat dari 12.059 orang pada 2022.
"Selain itu, penyaluran UMi dari Januari hingga November 2023 mencapai Rp82,28 miliar, naik 41,46 persen dari Rp58,17 miliar pada tahun 2022," kata dia.
Ia mengatakan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mendominasi dengan 16.725 debitur dan penyaluran Rp80,05 miliar.
Kemudian diikuti PT Pegadaian dengan 604 debitur (Rp2,06 miliar), PT Usaha Pembiayaan Reliance Indonesia (RAFI) dengan sembilan debitur (Rp161,68 juta), dan Koperasi Simpan Pinjam KSPS BMM UGT SIBOGIRI dengan satu debitur (Rp10 juta).
Bayu mengatakan PT Pegadaian dan BRI lebih fokus pada KUE Supermikro. Hal itu berdampak pada jumlah penyaluran UMi yang lebih kecil dari PT Pegadaian dibandingkan PT PNM.
Hingga saat ini, kata dia, belum ada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) atau Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang menjadi penyalur UMi di Provinsi Bengkulu.
Ia mengatakan rincian penyaluran UMi di berbagai kabupaten di Bengkulu menunjukkan angka yang bervariasi, dengan Kota Bengkulu mencatat penyaluran tertinggi sebesar Rp23,47 miliar dan Kabupaten Lebong sebesar Rp1,08 miliar.