Bengkulu (Antara) - Sejumlah warga Kota Bengkulu kesulitan mendapatkan air bersih untuk keperluan sehari-hari sebagai dampak kemarau pada 2015 ini.
"Sekarang air bersih terbatas sekali, sumur sudah mulai kering, aliran PDAM juga tidak sampai ke sini," kata seorang warga Kota Bengkulu, Tn Ikrar, di Bengkulu, Jumat.
Warga yang memiliki usaha jasa cucian pakaian (laundry), terpaksa menutup sementara usahanya hingga waktu yang tidak bisa ditentukan.
"Kami menunggu hingga musim hujan datang, sekarang untuk keperluan sehari-hari saja seperti untuk mandi sudah kesulitan mendapatkan air, tapi untuk air minum kami masih bisa menggunakan air isi ulang dari depot air minum," kata dia lagi.
Keputusan untuk menutup usaha jasa cucian pakaian membuat Ikrar mengalami kerugian yang cukup besar, termasuk terpaksa meliburkan pagawai untuk menekan beban biaya yang harus dikeluarkan, selama usahanya tidak beroperasi.
"Memang merugi, tapi mau bagaimana lagi, memang kondisinya seperti ini, kalau nanti kembali beroperasi baru pegawai kita panggil lagi," katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh warga kota lainnya, Ny Pipit yang mengaku walaupun sekitar tempat tinggalnya dialiri air bersih dari PDAM setempat, kualitas air masih menjadi kendala utama.
"Dari dulu kualitas air tidak banyak berubah, begitu juga jumlah sediaan air, kami berharap ada perbaikan kualitas, sehingga bisa dipakai untuk keperluan sehari-hari," ujarnya pula.
Pengusaha rumah makan di Bengkulu juga merasakan hal yang sama, mereka mengeluhkan kesulitan air untuk mencuci piring dan gelas, sehingga mengganggu pelayanan terhadap konsumen.
"Kalau seperti ini, kami akhirnya membatasi layanan hanya sebanyak jumlah piring yang ada, karena air untuk mencucinya juga tidak ada. Sudah sebulan terakhir ini, untuk mandi saja kami kesulitan mendapatkan air bersih," ujar Hardin, salah satu pengelola rumah makan di Bengkulu pula.***4***