Rejanglebong (Antara) - Setelah beberapa bulan dilanda musim kemarau, wilayah Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, mulai diguyur hujan deras, Rabu (9/9) sejak pukul 17.45 WIB hingga malam hari.
Hujan deras yang berlangsung setelah hampir dua bulan daerah Rejanglebong dilanda kekeringan itu, membuat suasana Kota Curup menjadi terasa adem, kata Supriyadi (45) salah seorang petani yang tinggal di Kelurahan Air Bang Kecamatan Curup Tengah.
Hal itu mengingat sejak dua hari lalu Kota Curup mulai diselimuti kabut asap kiriman dari daerah tetangga yang mengalami kebakaran hutan dan lahan.
"Semoga saja musim kemarau ini segera berlalu sehingga kami bisa menanam sayuran lagi, apalagi tadi sore kami nonton di televisi kalau di Riau juga sudah mulai ada hujan, entah itu hujan buatan atau bukan kami patut mensyukurinya," kata Supriyadi.
Turunnya hujan yang telah lama dinanti-nantikan masyarakat tersebut, kata dia, menjadi berkah tersendiri bagi petani, mengingat sebagian besar warga di daerah ini menggantungkan hidupnya dari usaha pertanian terutama jenis sayur-mayur.
Hal yang sama juga diutarakan Hariyono (40) warga RT 06 Kelurahan Air Bang yang berprofesi sebagai petani cabai, mengingat dirinya sudah tiga bulan ini tidak bisa melakukan aktivitas cocok tanam aneka sayuran. Bahkan kalau bisa dia ingin menyiram tanamannya dengan air yang dibawa dari rumah.
"Kalau cuma sehari dua hari mungkin bisa tapi kalau sampai berbulan-bulan, bakal mbikin sumur kering dan pertumbuhan tanamannya juga tidak bagus, mudah kena penyakit keriting dan kerdil," ujarnya.
Pada saat musim kemarau ini harga cabai merah keriting dan aneka sayuran lainnya di daerah itu, tambah dia, mengalami kenaikan di antaranya untuk cabai merah keriting kualitas bagus ditingkat petani mencapai Rp35.000 per kg, kemudian cabai merah kasar Rp25.000/kg, cabai rawit Rp40.000/kg.
Selain harga cabai merah dan cabai rawit yang mengalami kenaikan kata dia, hal serupa juga terjadi pada berbagai jenis sayuran lainnya seperti kol bulat sawit, tomat, terong, buncis dan lainnya. ***2***