Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu sedang berupaya untuk membeli mesin Rontgen baru untuk mengganti mesin Rontgen yang rusak dengan cara meminjam (berutang) kepada pihak penyedia mesin tersebut.
"Kami masih mencari penawaran untuk sistem pembelian Rontgen berutang dan dibayar secara kredit," kata Direktur RSUD Kabupaten Mukomuko Syafriadi di Mukomuko, Kamis.
Ia mengatakan hal itu terkait upaya yang dilakukan oleh pihak RSUD untuk mendapatkan mesin Rontgen akibat ketiadaan anggaran yang cukup untuk membeli mesin yang berfungsi untuk mendiagnosa masalah kesehatan dan pemantauan kondisi kesehatan pasien itu.
Sejumlah peralatan Rontgen RSUD yang sudah berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) mengalami kerusakan sejak tiga bulan terakhir.
"Begitu izin keluar, Rontgen itu rusak berat sehingga kami tidak bisa mendiagnosa masalah kesehatan dan pemantauan kondisi kesehatan pasien," katanya.
Ia menjelaskan, pihaknya sampai sekarang belum memperbaiki Rontgen yang rusak tersebut, karena tidak ada biaya untuk perbaikannya yang cukup besar.
"Untuk biaya perbaikan itu saja setengah dari harga baru, atau hampir di angka Rp652 juta," katanya.
Ia juga menjelaskan, ada suku cadang Rontgen tersebut yang harus diganti dan harganya setengah dari harga Rontgen baru.
Masalah alat Rontgen RSUD Kabupaten Mukomuko tidak hanya terjadi tahun ini, tetapi pada tahun 2023 alat Rontgen itu juga mengalami kerusakan.
Ia menyebutkan, pada tahun 2023 mesin Rontgen tersebut tidak beroperasi karena sebanyak empat batere mesin Rontgen mengalami kerusakan, sehingga harus diganti dengan batere baru.
Selain itu, katanya, untuk mengoperasikan mesin Rontgen di rumah sakit ini, RSUD sedang proses perizinan operasional mesin Rontgen kepada Badan Atom dan Nuklir.
RSUD setempat sebelumnya mengeluarkan dana sebesar Rp40 juta untuk membeli sebanyak empat batere, atau masing-masing Rp10 juta per batere.
Salah satu keluarga pasien RSUD dari Kecamatan V Koto, Dadang mempertanyakan pelayanan kesehatan di RSUD tersebut yang memiliki alat Rontgen tetapi tidak berfungsi.
"Karena Rontgen tidak berfungsi, kami terpaksa membawa keluarga kami yang sakit ke rumah sakit di Padang, Provinsi Sumatera Barat," katanya.