Istanbul (ANTARA) - Selama bertahun-tahun, Alex de Waal telah meneliti dan menulis tentang krisis pangan dan bencana kelaparan di seluruh dunia. Namun, kondisi yang diciptakan Israel saat ini di Jalur Gaza adalah sesuatu yang belum pernah ia temui sebelumnya.
Pada Senin, Inisiatif Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu, atau IPC, mengeluarkan laporan baru yang memperingatkan bahwa kelaparan kini "sedang terjadi" di Gaza, dengan 1,1 juta -- atau setengah populasinya -- " menghadapi tingkat kelaparan yang sangat parah.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa situasinya telah memburuk secara signifikan sejak penilaian terakhir pada Desember. Dan, jika Israel melanjutkan strategi mematikannya, jumlah orang yang mengalami kondisi tersebut akan meningkat dua kali lipat pada Juli.
Baca juga: Uni Eropa serukan gencatan senjata segera di Gaza
Baca juga: Israel tidak tunduk pada tekanan internasional untuk hentikan perang
"Saya tidak bisa membayangkan kejadian yang bisa secepat ini," kata De Waal dalam wawancara dengan Anadolu tentang situasi di Gaza, di mana Israel telah membunuh lebih dari 31.600 warga Palestina sejak 7 Oktober dan menyebabkan jutaan lainnya ke jurang kelaparan.
Dalam 6 bulan terakhir, serangan Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza mengungsi dan kekurangan makanan, air, obat-obatan, serta kebutuhan hidup lainnya.
Angka terbaru menunjukkan hampir 30 warga Palestina, termasuk anak-anak, meninggal dunia karena kekurangan gizi dan dehidrasi.
Kelaparan massal biasanya merupakan "proses yang lambat" dan membutuhkan "waktu lama," terutama di wilayah di mana terdapat produksi pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup, kata De Waal, yang menjabat sebagai Direktur Eksekutif World Peace Foundation di Universitas Tufts, Amerika Serikat.
Di Gaza, Israel telah menerapkan taktik kelaparan massal "di (wilayah) yang sangat terkonsentrasi secara geografis... dan dengan cara yang sangat cepat, luar biasa cepatnya," dia menjelaskan.
Menurut data pada akhir November atau awal Desember, kurang dari satu persen anak-anak menderita gizi buruk akut yang parah.
Hanya dalam kurun 2 bulan, lebih dari separuh populasi Gaza diturunkan ke status darurat atau lebih buruk lagi, dan "sepengetahuan saya, hal ini belum pernah terjadi pada kecepatan seperti itu," kata dia.
Baca juga: Israel kalah perang melawan Hamas di Gaza
Baca juga: Hamas desak pemerintah baru Pakistan berperan aktif soal Gaza
Israel melancarkan serangan militer mematikan di Gaza sejak serangan lintas batas yang dilakukan kelompok Hamas Palestina pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan hampir 1.200 orang.
Lebih dari 31.600 warga Palestina -- sebagian besar perempuan dan anak-anak -- sejak saat itu telah tewas di daerah kantong tersebut, dan hampir 73.700 orang lainnya luka-luka di tengah kehancuran massal dan kelangkaan kebutuhan bahan pokok.
Perang Israel telah memaksa 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah blokade yang melumpuhkan terhadap sebagian besar makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur daerah itu telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Bencana kelaparan jadi senjata senyap Israel di Jalur Gaza
Selasa, 19 Maret 2024 11:43 WIB 708