Film seram Kiblat undang kontroversi, salah satunya karena alasan ini
Minggu, 24 Maret 2024 12:39 WIB 8635
Baca juga: Film "Badarawuhi di Desa Penari" bakal tayang di Amerika
“Bukan masalah kuat iman atau ga, tp org jadi ke sugesti gara gara film begini,” keluh @moonarti**.
Beragam komentar negatif terus di peroleh film tersebut, sementara publik menunggu perilisan resmi film “Kiblat”. Info terkini, manajemen film Kiblat menarik sejumlah promosinya, meski tidak seluruhnya.
Kontroversi ini kemungkinan akan terus memicu pertanyaan tentang kebebasan dalam pembuatan judul film.
3. Eksploitasi Agama
KH Cholil Nafis, seorang ulama yang aktif di media sosial, memberikan pendapatnya terkait film Kiblat. Ia mengajak agar industri kreatif sebaiknya tidak menyinggung isu sensitif, seperti agama.
Dalam beberapa hal, ia mengatakan terkadang hal kontroversial dapat memicu perhatian masyarakat sehingga banyak orang penasaran, termasuk menonton film terkait.
Baca juga: Sidang Isbat penting untuk beri kepastian waktu
Baca juga: MUI segera luncurkan fatwa terkait kasus Al Zaytun
"Acapkali menggunakan promosi sensitif dan kontroversi agar menarik perhatian dan banyak penonton. Tapi klo menyinggung agama biasanya malah tak boleh ditonton. Seringkali reaksi keagamaan dimainkan oleh pebisnis utk meraup untung materi. Yg gini tak boleh dibiarkan harus dilawan," kata Cholil lewat cuitannya di X, Minggu.
Ia menyerukan pentingnya kesadaran umum, sebaik apapun karya tetapi jika tidak mengindahkan norma masyarakat maka sebaiknya ditinjau lagi.
"Saya tak tahu isi filmnya maka belum bisa komentar. Tapi gambarnya seram ko’ judulnya kiblat ya. Saya buka2 arti kiblat hanya ka’bah, arah menghadap orang2 shalat. Klo ini benar sungguh film ini tak pantas dan kampanye hitam ajaran agama yg harus diturunkan dan tak boleh tayang," katanya.
Baca juga: Menparekraf apresiasi pencapaian film "Makmum 2"
Baca juga: Raup satu juta penonton di tengah pandemi, "Makmum 2" raih rekor MURI