Pengasapan bukan solusi jitu atasi DBD di Bengkulu
Minggu, 31 Maret 2024 12:40 WIB 11982
Alat yang digunakan untuk pengasapan pun menggunakan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar, dampak pembakaran atau pemanasannya dapat menyebabkan tanaman mati dan menimbulkan iritasi kulit manusia.
Mengingat rendahnya efektivitas dan dampak negatifnya, pengasapan sangat tidak disarankan karena dampaknya malah membahayakan manusia dan lingkungan. Sebab, yang keluar dari asap mesin bukan sekadar kandungan aktif untuk membunuh nyamuk, melainkan juga zat-zat yang berbahaya.
Kebersihan lingkungan
Untuk menghindari masyarakat dari wabah penyakit DBD, salah satunya yaitu menjaga kebersihan lingkungan, khususnya rumah, dengan tidak membiarkan adanya genangan air yang dapat menjadi tempat nyamuk berkembang biak.
Kemudian, tidak membiarkan baju yang telah terpakai digantung di belakang lemari dalam jangka waktu lama, sebab dapat menjadi tempat nyamuk bersembunyi.
Baca juga: Komisi IX minta giatkan edukasi kesehatan publik atasi DBD
Baca juga: Komisi IX minta giatkan edukasi kesehatan publik atasi DBD
Selain itu, buang sampah di wadah tertutup atau diolah kembali, agar tidak menjadi sarang nyamuk penyebab DBD.
Untuk menjaga kebersihan lingkungan, Dinkes Kota Bengkulu mengajak masyarakat aktif kerja bakti atau gotong royong untuk membersihkan saluran air guna menghindari meningkatnya kasus DBD.
Untuk menjaga kebersihan lingkungan, Dinkes Kota Bengkulu mengajak masyarakat aktif kerja bakti atau gotong royong untuk membersihkan saluran air guna menghindari meningkatnya kasus DBD.
"Karena DBD itu sering terjadi saat musim hujan, sedangkan di Kota Bengkulu itu sendiri, sampai saat ini masih tidak menentu dan cenderung panas," jelas Joni.
Untuk menghindari wabah penyakit DBD, Dinkes Kota Bengkulu juga mengingatkan masyarakat menerapkan pola 5 M dengan mengubur barang bekas yang dapat menampung air, menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi, menaburkan bubuk abate di tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, dan mengganti air di vas bunga.
Selain itu, warga juga harus menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan dan minuman bergizi seimbang.
Baca juga: Kasus DBD di Mukomuko capai 100 kasus
Selain itu, warga juga harus menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan dan minuman bergizi seimbang.
Baca juga: Kasus DBD di Mukomuko capai 100 kasus
Namun, jika masyarakat mengalami sejumlah gejala DBD seperti demam, badan lemas, ruam, nyeri otot dan sendi, serta indikasi lain, agar segera mendatangi fasilitas kesehatan untuk ditindaklanjuti.
Dengan mendatangi fasilitas kesehatan, petugas kesehatan di fasilitas kesehatan terdekat seperti puskesmas dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut di sekitar lokasi.
"Pencegahan terbaik adalah dari diri kita sendiri. Untuk menghindari nyamuk ini berkembang biak, pada tahun ini kita sudah amat jarang fogging, kita tetap upayakan sosialisasi menggunakan pola 5 M," ujar dia.
Selanjutnya, Dinkes Kota Bengkulu hingga saat ini terus melakukan langkah-langkah antisipatif agar kasus DBD tidak mengalami peningkatan, yaitu dengan cara melakukan upaya pengendalian dengue dengan melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M-Plus melalui gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik atau jumantik secara berkesinambungan.
Dinkes juga terus melakukan penyuluhan tentang pencegahan dan tanda-tanda bahaya penyakit DBD kepada masyarakat secara langsung atau melalui media cetak dan media elektronik.
Baca juga: Dinkes Rejang Lebong minta warga waspadai penyebaran DBD
Baca juga: Dinkes Rejang Lebong minta warga waspadai penyebaran DBD
Selanjutnya, Dinkes Kota Bengkulu melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap kasus yang dilaporkan oleh masyarakat ke puskesmas atau rumah sakit untuk mengetahui kronologi kejadian dan kepadatan jentik nyamuk serta ingin mengetahui apakah ada warga lainnya yang terjangkit DBD.
Ikhtiar preventif lain yang dilakukan Dinkes Kota Bengkulu adalah terus memantau serta mengevaluasi terkait upaya yang telah dilakukan saat melakukan antisipasi adanya peningkatan kasus DBD.