Palembang (ANTARA Bengkulu) - Masyarakat Tionghoa di Sumatera Selatan menggelar Kirab Sriwijaya 2011, bertujuan menghindarkan Kota Palembang dari segala macam bencana alam dengan membersihkan aura kota.
Kegiatan ini sebenarnya menjadi tradisi masyarakat Tionghoa, hanya saja belum pernah dilakukan di Sumsel, kata Humas Panitia Kirab Sriwijaya 2011 Sakim di Palembang, Senin.
Menurut dia, setiap hari Tang Ce (Dong Zhi), masyarakat Tionghoa melakukan sembahyang Zheng atau syukur dan yakin kepada Tuhan, hari Tang Ce itu jatuh pada 21 Desember 2011 akan dimanfaatkan menggelar kirab Sriwijaya, katanya.
Kegiatan kirab ini bermanfaat bukan saja untuk pesertanya, tetapi juga untuk semua umat manusia, mahluk, dan lingkungan, termasuk mengudang wisatawan dari luar kota.
"Kami akan mengusulkan ke Wali Kota Palembang agar kirab ini dimasukkan dalam kegiatan rutin sebagai agenda tahunan pariwisata di Kota Palembang karena akan mengundang banyak pelancong ke kota empek-empek tersebut," ujarnya.
Pada Kirab Sriwijaya 2011 mereka juga mengundang peserta dari Gorontalo, Surabaya, dan Jakarta yang telah banyak pengalaman melaksanakan kegiatan itu setiap tahun, semua rupang dewa-dewa dikumpulkan di Klenteng Che Bun Lau di Jalan Trikora, 20 Ilir D3 Palembang.
Pada sore hari, katanya, rupang dewa-dewa itu akan dibawa ke Kampung Kapitan, Kelurahan 7 Ulu Palembang, dan malamnya akan dilakukan ritual Nien Cing dari Vihara Samanta Badra dan ritual Bhajan dari Sai Centre.
Selanjutnya pada 22 Desember 2011 semua rupang dewa-dewa akan diarak menuju Kelenteng Dewi Kwan In di 10 Ulu, Palembang, setelah itu dilakukan ritual oleh Vihara Vajra Bhumi, barulah rupang dewa-dewa dibawa ke Pulau Kemarau menggunakan tongkang.
Setelah ritual di Vihara Vajra Bhumi di Pulau Kemarau selesai, dilanjutkan ke Vihara Sinar Agung Tao di Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS) kemudian rupang dewa-dewa ini diarak kembali ke Taman Bukit Siguntang.
Selanjutnya pada pukul 16.00 WIB, dilakukan kirab mulai Jalan Letda A Rozak bagi yang menggunakan kendaraan, sementara yang berjalan kaki dimulai di Trikora menuju Jalan Wijaya Kusumah, Jalan Jaksa Agung R Suprapto, Puncak Sekuning, Sumpah Pemuda dan berakhir di Trikora, ujarnya.
Kirab tersebut diikuti sekitar 500 peserta serta tujuh tandu berisikan rupang dewa-dewa dan rencananya dilepas Wali Kota Palembang H Eddy Santana Putra, katanya.(ANT/Z005)