Kemunculan Ela Elo diduga sebagai upaya pemerintah untuk menciptakan media sosial lokal di tengah rencana pemblokiran X di Indonesia. Ela Elo, yang disebut-sebut ebagai aplikasi buatan Kominfo, diharapkan dapat menggantikan platform X.
Namun, aplikasi ini tidak mendapat sambutan hangat dari netizen. Sebaliknya, Elaelo justru menuai banyak kritikan. Beberapa pengguna melaporkan kesulitan saat mencoba masuk dan mendaftar di platform tersebut.
Baca juga: CEO realme umumkan kembalinya GT Series dengan teknologi AI
Baca juga: Bupati Mukomuko ajak masyarakat kuasai teknologi
“Elaelo Masuk g jls, mana cookies gak ada opsi, jadi yg login kudu accept all,” tulis pengguna X di unggahannya @dhemit_is-ba**.
Kesulitan dalam mengakses aplikasi buatan pemerintah ini juga menjadi keluhan utama dari banyak netizen. Mereka menyatakan bahwa proses pendaftaran dan penggunaan aplikasi sangat sulit, sehingga menimbulkan kekecewaan.
Kehadiran Ela Elo pun segera menjadi bahan perbincangan dan candaan di kalangan netizen Indonesia.
Banyak tweeps, sebutan untuk pengguna X/ Twitter, memberikan tanggapan mereka. Salah satunya adalah Fiersa Besari, yang dikenal sebagai musisi dan pengguna aktif X (Twitter).
“Ya masa iya harus ganti lirik lagi jadi, ‘ingin kubakar dia yang sering mention-mention-an denganmu di Elaelo',’” cuit Fiersa di postingan X-nya merujuk pada lirik lagu ciptaannya "Celengan Rindu".
Baca juga: Anak kecanduan gawai berisiko depresi hingga narsistik
Tidak hanya Fiersa, banyak netizen lainnya yang turut memberikan komentar terkait kemunculan aplikasi ini.
Mereka menyoroti berbagai masalah teknis dan fungsionalitas Ela Elo, serta meragukan kemampuannya untuk menggantikan X sebagai platform media sosial yang populer di Indonesia.
“Pengumuman! Karena alasan data kami tidak akan pernah menggunakan medsos Elaelo meskipun X/Twitter diblokir oleh pemerintah,” kata @Partaisocm** salah satu pengguna X di unggahannya.
Dengan berbagai reaksi dan tanggapan dari publik, usaha pemerintah dalam memperkenalkan Elaelo sebagai media sosial lokal tampaknya masih panjang dan penuh tantangan.
Baca juga: Pentingnya membatasi diri agar tak sampai kecanduan gim
Baca juga: Trik atasi anak kecanduan "gadget"