Bengkulu (Antara) - Sejumlah Mahasiswa Pecinta Alam (Mapetala) Bengkulu menggelar ekspedisi Bukit Kumbang dan Bukit Kayangan Besar di Kabupaten Kaur untuk mengidentifikasi potensi ekowisata dan keanekaragaman hayati di wilayah itu.
Ketua Mapetala Bengkulu, Ayub Saputra di Bengkulu, Rabu mengatakan dari ekspedisi selama 10 hari yang dilakukan empat anggota organisasi itu menemukan potensi ekowisata kawasan tersebut antara lain kekayaan flora dan fauna serta keindahan alam serta potensi kegiatan alam bebas.
"Kami juga mengidentifikasi satu sungai yakni Sungai Nasal yang memiliki tingkatan tiga sampai empat dalam olahraga arung jeram," katanya.
Ekspedisi tersebut, kata Ayub, mencakup tiga komponen yakni eksplorasi kekayaan satwa dan tumbuhan, eksplorasi destinasi wisata dan sosial budaya di desa sekitar kawasan hutan tersebut yakni Desa Muara Dua, Kecamatan Nasal.
Hasil ekspedisi, tim mendata jenis satwa yang teridentifikasi antara lain kera putih, siamang, kijang, landak, kambing hutan, elang, dan jejak harimau Sumatera.
"Dari wawancara dengan masyarakat, kami mendapat informasi bahwa pada 1990-an masih ditemukan satwa gajah Sumatera di wilayah mereka, tapi seiring alih fungsi hutan, satwa itu menghilang," katanya.
Selain itu, tim juga mengidentifikasi tumbuhan unik dan langka di kawasan itu antara lain, anggrek tanah dan bunga bangkai.
Potensi objek wisata baru yang teridentifikasi antara lain air terjun Kulik Sialang yang dapat ditempuh selama 15 menit berjalan kaki dari Dusun Kulik Sialang yang secara adminitrasi masuk ke wilayah Desa Muara Dua.
"Kami juga menemukan beberapa air terjun dengan ketinggian 15 meter tapi belum memiliki nama oleh masyarakat setempat," ucapnya.
Sementara temuan di kawasan Bukit Kayangan ditemukan 10 sumber mata air yang terancam rusak akibat perluasan perkebunan sawit.
Ayub mengharapkan hasil ekspedisi tersebut mampu mempromosikan potensi wisata di kawasan itu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan.***1***