"DDTS dirancang sebagai ruang rekreasi budaya baru yang bersinergi dengan alam," kata Ketua Tim Program dan Anggaran Direktorat PKP Kementerian PUPR Deazaskia Prihutami, di Bengkulu, Rabu.
Menurut Deazaskia DDTS direncanakan menjadi episentrum budaya Kota Bengkulu dan sekitarnya yang ke depan menjadikannya pusat edukasi budaya dan pelestarian lingkungan.
"Kawasan DDTS adalah ruang publik, tempat di mana masyarakat maupun wisatawan dapat bersantai menikmati suasana alam yang indah, dari matahari terbit hingga malam. Selain alam, pengunjung juga dapat mengenal, memahami, dan berpartisipasi dalam kegiatan budaya khas Bengkulu serta menikmati wisata kuliner," kata Dea.
Di DDTS, lanjut dia nantinya terdapat Environmental Graphics Storytelling Artwork yang dirancang sebagai bagian terintegrasi dari pembangunan kawasan untuk meningkatkan pemahaman dan memberikan nilai tambah bagi wisatawan.
Pemahaman atas sejarah dan budaya disampaikan sebagai konsep yang terintegrasi dengan pembangunan infrastruktur dan fasilitas.
Melalui konsep storytelling yang menggunakan teks, grafis, dan foto, para wisatawan itu, wisatawan akan mendapatkan kisah, sejarah, dan pengetahuan tentang budaya yang dapat mereka ceritakan kepada generasi mendatang.
Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu Isnan Fajri menyampaikan apresiasi kepada Kementerian PUPR yang telah merespons dengan baik keinginan Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk berbagi anggaran dalam penataan DDTS.
"FGD ini membahas finalisasi proses anggaran yang jumlahnya cukup besar, sekitar Rp50 hingga Rp70 miliar. Oleh karena itu, kami ingin prosesnya benar-benar sesuai perencanaan, mulai dari proses lelang di akhir tahun ini hingga pelaksanaannya nanti di awal 2025," kata Isnan.
Ia mengatakan penataan kawasan DDTS mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal dengan tema alam dan nuansa tradisional khas Bengkulu yang berpadu harmonis dengan arsitektur modern.
"Pengembangan kawasan DDTS yang diusulkan oleh Pemprov kepada Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR ini adalah bukti bahwa identitas dan nilai-nilai kearifan lokal dapat hidup berdampingan dengan tuntutan perubahan zaman," ujarnya.