"Saat ini penjualan beras medium SPHP dari Bulog Cabang Rejang Lebong mengalami penurunan. Peminat beras SPHP berkurang karena sekarang sedang masuk musim panen padi, sehingga berpengaruh terhadap penjualan beras bulog," kata Kepala Bagian Operasional Perum Bulog Cabang Rejang Lebong Vantho Yudistira di Rejang Lebong, Rabu
Ia mengatakan dalam setiap bulan pihaknya memasok kebutuhan beras kualitas medium program stabilitas pasokan dan harga pangan atau SPHP untuk sejumlah pasar tradisional di wilayah itu mencapai 300 ton sehingga tahu adanya penurunan.
Ia menjelaskan, penjualan beras SPHP dari Bulog Cabang Rejang Lebong sebelumnya dalam setiap bulan berkisar 300 ton, namun belakangan turun drastis hingga tinggal setengahnya saja.
Sejauh ini dari penelusuran pihaknya bersama dengan Disperindagkop dan Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Rejang Lebong ke pasar tradisional di wilayah itu, kata dia, ada beberapa faktor yang menyebabkan penurunan penjualan beras SPHP di antaranya karena masuk musim panen padi dan panen kopi, serta adanya bantuan beras dari pemerintah dalam bentuk program bantuan pangan.
Menurut dia, program bantuan pangan yang dikucurkan pemerintah pusat sebanyak 10 kg per warga yang menerimanya itu diberikan sejak awal 2024 lalu dalam tiga tahapan, di mana untuk tahap III pembagiannya dilakukan awal Oktober lalu dengan jumlah penerima lebih dari 19.000 KPM.
Beras SPHP dari Bulog Cabang Rejang Lebong itu sendiri dipasok pihaknya kepada 173 mitra Bulog yang ada di Kabupaten Rejang Lebong, di mana beras ini dijual sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) untuk Provinsi Bengkulu sebesar Rp13.100 per kg.
Kabid Perdagangan Disperindagkop dan UKM Rejang Lebong Samsul Bahri menyatakan saat ini wajar penjualan beras SPHP kurang diminati konsumen, karena sedang musim panen sehingga beras dari luar seperti Lampung maupun Sumsel masuk ke Rejang Lebong serta adanya pembagian bantuan pangan.
"Kalau musim sudah habis, dan bantuan pangan sudah menipis, saya yakin peminat beras medium SPHP akan kembali normal," kata Samsul Bahri.
Ia mengatakan dalam setiap bulan pihaknya memasok kebutuhan beras kualitas medium program stabilitas pasokan dan harga pangan atau SPHP untuk sejumlah pasar tradisional di wilayah itu mencapai 300 ton sehingga tahu adanya penurunan.
Ia menjelaskan, penjualan beras SPHP dari Bulog Cabang Rejang Lebong sebelumnya dalam setiap bulan berkisar 300 ton, namun belakangan turun drastis hingga tinggal setengahnya saja.
Sejauh ini dari penelusuran pihaknya bersama dengan Disperindagkop dan Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Rejang Lebong ke pasar tradisional di wilayah itu, kata dia, ada beberapa faktor yang menyebabkan penurunan penjualan beras SPHP di antaranya karena masuk musim panen padi dan panen kopi, serta adanya bantuan beras dari pemerintah dalam bentuk program bantuan pangan.
Menurut dia, program bantuan pangan yang dikucurkan pemerintah pusat sebanyak 10 kg per warga yang menerimanya itu diberikan sejak awal 2024 lalu dalam tiga tahapan, di mana untuk tahap III pembagiannya dilakukan awal Oktober lalu dengan jumlah penerima lebih dari 19.000 KPM.
Beras SPHP dari Bulog Cabang Rejang Lebong itu sendiri dipasok pihaknya kepada 173 mitra Bulog yang ada di Kabupaten Rejang Lebong, di mana beras ini dijual sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) untuk Provinsi Bengkulu sebesar Rp13.100 per kg.
Kabid Perdagangan Disperindagkop dan UKM Rejang Lebong Samsul Bahri menyatakan saat ini wajar penjualan beras SPHP kurang diminati konsumen, karena sedang musim panen sehingga beras dari luar seperti Lampung maupun Sumsel masuk ke Rejang Lebong serta adanya pembagian bantuan pangan.
"Kalau musim sudah habis, dan bantuan pangan sudah menipis, saya yakin peminat beras medium SPHP akan kembali normal," kata Samsul Bahri.