Bengkulu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Bengkulu mengawasi secara ketat distribusi dan penjualan beras di pasaran sebagai upaya mencegah pedagang memainkan harga saat musim kemarau ini.
"Minggu ini saya minta Dinas Ketahanan Pangan panggil atau undang para penjual, pengepul, distributor utama yang ada di kabupaten/kota di Bengkulu dikumpulkan, pastikan stoknya seperti apa, harga waktu membeli beras berapa," kata Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah di Bengkulu, Senin.
Para pedagang, kata dia, harus menjual beras sesuai dengan perhitungan harga saat membeli dari produsen, bukan merujuk kondisi terkini, saat terjadi kenaikan harga.
"Waktu mereka beli beras dari produsen, mereka belinya berapa. Jangan mereka mengambilnya pada waktu harga normal, sementara mereka dan menjual dengan harga tidak normal, itu tidak boleh, sebagai bentuk moral hazard," kata dia.
Para pedagang boleh menjual lebih tinggi dari harga biasanya, jika memang harga pokok produksinya sudah mengalami kenaikan dari kondisi normal.
"Nanti dicek Satgas Pangan Bengkulu, dilihat tanggal dan bulan, dan harga berapa dibeli dari produsen. Nanti akan ketahuan, jika ternyata misalnya sudah 5 bulan yang lalu dibeli, nah harganya menyesuaikan dengan harga saat itu, maka beras ini tidak boleh dijual dengan harga sekarang," ucapnya.
Nantinya, menurut Gubernur Rohidin, Satgas Pangan akan menentukan sanksi bagi pedagang, pengepul atau distributor utama yang memainkan harga beras di pasaran.
"Tidak boleh pihak-pihak tertentu mendapatkan keuntungan pada saat situasi sulit, pada saat situasi ekonomi tidak stabil," ujar Rohidin Mersyah.