Ulan Bator (ANTARA) - Kantor Berita Indonesia ANTARA dan Kantor Berita Mongolia Montsame membuka peluang kerja sama di bidang pemberitaan.
"Orang Mongolia hanya mengetahui sedikit tentang Indonesia. Itulah sebabnya tujuan kami adalah ingin membangun cara menjalin hubungan dengan media karena hanya dengan media kita dapat menyebarkan informasi dengan lebih cepat untuk mempromosikan budaya kita," kata Direktur Jenderal Kantor Berita Nasional Mongolia Montsame Sodontogos Erdenetsogt di kantor Montsame, Ulan Bator, Mongolia pada Selasa.
Baca juga: LKBN ANTARA Biro Lampung gelar donor darah peringati HUT ke-87
Sodontogos menyampaikan hal tersebut saat bertemu dengan Kepala Biro ANTARA Beijing Desca Lidya Natalia dalam "courtesy call" bersama dengan tim Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing.
"Saya juga hanya tahu dua hal soal Indonesia, pertama adalah batik dan kedua bahwa Mongolia pernah menutup sementara Kedubes Mongolia di Jakarta lalu kemudian membukanya kembali belum lama, jadi jika lembaga media dapat mengembangkan hubungan kedua negara saya pikir adalah hal yang sangat baik," tambah Sodontogos.
Indonesia, menurut Sodontogos, adalah salah satu kekuatan utama di Asia Tenggara dengan populasi yang besar dan budaya yang sangat beragam.
Baca juga: LKBN ANTARA kembangkan potensi jurnalis muda lewat pelatihan Persma Ternate
"Apalagi saat ini Montsame berada di bawah presiden Mongolia secara langsung, dan ia menyampaikan kebijakan luar negeri adalah aspek yang harus dipraktikkan oleh organisasi pemerintahan, termasuk Montsame. Montsame berfungsi untuk mendekatkan dunia kepada Mongolia dan Mongolia kepada dunia," ungkap Sodontogos.
Sodontogos menyebut Montsame sudah berdiri sejak 1921 dan memiliki portal berita dalam bahasa Mongolia, Rusia, Inggris, China, Jepang dan bahasa tradisional Mongolia. Selain itu kantor berita tersebut juga punya majalah triwulanan. Namun Montsame tidak punya kantor perwakilan di luar negeri.
"Kami juga punya sejumlah perjanjian kerja sama dengan kantor-kantor berita negara lain seperti dengan Rusia, China, Korea Selatan, Jepang dan Vietnam. Kerja sama tersebut termasuk pertukaran berita maupun jurnalis jadi setiap tahun kami menerima jurnalis dari media asing dan ada jurnalis dari luar yang dikirim untuk belajar di tempat kami," jelas Sodontogos.
Baca juga: DPR minta ANTARA, TVRI, dan RRI tak pikirkan kompetisi dengan swasta
Terhadap hal tersebut Kepala Biro ANTARA Beijing Desca Lidya Natalia mengatakan bahwa ANTARA dan Montsame sama-sama anggota asosiasi kantor berita Organisasi Agensi Berita Asia-Pasifik (OANA) sehingga dapat lebih memudahkan pembicaraan pejabat tinggi kedua kantor berita dalam pertemuan tahunan OANA.
"ANTARA juga memiliki 'channel podcast' di ANTARA TV yang mengundang khusus duta-duta besar negara sahabat untuk menyampaikan pandangan mengenai hubungan dengan Indonesia sehingga memberikan wadah bagi masyarakat untuk mendapat informasi dari sumber terpercaya secara langsung," kata Desca.
Sodontogos pun menyampaikan ingin dapat bertemu dengan perwakilan ANTARA di OANA dalam kongres tahunan OANA di Kuala Lumpur pada Februari 2025.
Baca juga: ANTARA-Agerpress sepakati kerja sama pertukaran berita
"Montsame selalu terbuka untuk memiliki kerja sama dengan organisasi media yang berminat. Dengan catatan kami punya minat yang sama, kita dapat membicarakan perjanjian tersebut dan bentuknya termasuk dapat memulai pertukaran jurnalis seperti mengundang jurnalis Indonesia datang ke Mongolia dan Anda mengundang jurnalis Mongolia ke Indonesia, karena hal terpenting adalah bagaimana agar tetap dekat dan saling memahami dengan lebih baik," tambah Sodontogos.
Harapannya, akan lebih banyak lagi kunjungan kedua warga negara ke negara lainnya.
"Mongolia memang negara yang sangat dingin, tetapi hanya, di musim dingin tapi di musim panas, terutama di bulan Juli dan Agustus, orang-orang dari berbagai ras berkumpul di sini dan bila menatap ke langit, bintang tampak sangat dekat dan dapat tergapai," kata Sodontogos yang pernah bertugas sebagai penerjemah Presiden Megawati Soekarnoputri saat berkunjung ke Mongolia pada 2003.