Minsk (ANTARA) - Presiden Belarus Alexander Lukashenko pada Selasa (7/1) mengatakan jika negaranya terseret ke dalam perang, Belarus tidak akan dapat bertahan sebagai sebuah negara.
“Jika kita terlibat dalam perang, itu akan menjadi situasi yang sulit. Kita mungkin tidak dapat bertahan sebagai sebuah negara. Inilah sebabnya saya melakukan segalanya dengan sabar dan tekun seperti yang Tuhan dan gereja ajarkan kepada kita. Kami melakukan pekerjaan kami," kata Lukashenko seperti dikutip kantor berita Belarus, Belta.
Presiden Belarus itu menambahkan bahwa waktu akan memulihkan segalanya dan mengevaluasi semua orang, serta bahwa “memiliki kediktatoran seperti Belarus lebih baik daripada memiliki demokrasi seperti di Ukraina.”
Dia mengatakan bahwa “para simpatisan” asing mencoba untuk menarik Belarus ke dalam konflik.
Lukashenko mengklaim Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy “mendapat perintah untuk melakukan apa pun untuk melibatkan negaranya dalam perang.”
Selain itu, Lukashenko mengenang bahwa Zelenskyy baru-baru ini meneriakkan "Hidup Belarus!"
“Sejujurnya, dia mengatakan bahwa slogan-slogan ini akan segera diucapkan di seluruh Belarus. Dia mengisyaratkan bahwa situasi di sini akan seperti situasi di Ukraina. Inilah yang saya pikirkan ketika saya mendengarnya,” ujar Lukashenko.
Sebelumnya pada awal Desember 2024, Lukashenko secara resmi meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengerahkan sistem rudal tercanggih Rusia, termasuk Oreshnik, di Belarus.
Putin menjawab permintaan itu dengan menyatakan bahwa penempatan tersebut kemungkinan baru dapat dilakukan pada paruh kedua tahun 2025.
Sumber: Sputnik-OANA