Jakarta (ANTARA) - Mahasiswa asal Lombok Timur bernama Muhammad Zainuddin Ruslan Zain berhasil lulus ujian tesis program magister di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, pada Kamis.
Berdasarkan rilis pers Kedutaan Besar RI (KBRI) di Kairo, Mesir, yang diperoleh pada Jumat, disebutkan bahwa Zainuddin berhasil mempertahankan tesisnya yang berjudul "Hadis-Hadis Riwayat Qasim bin Ashbag Al-Andalusi dalam Kitab-Kitab Sunnah dari Musnad Abu Hurairah RA: Kompilasi, Autentikasi, Studi Sanad dan Analisis Matan."
Setelah sidang yang diadakan di Auditorium Grand Syaikh Al-Azhar Imam Akbar Ahmad Thayyib, Nasr City, Kairo, selama sekitar tiga jam, Zainuddin akhirnya memperoleh gelar magister dengan nilai Mumtaz atau Baik Sekali (A+) dari dewan penguji.
Selain dihadiri oleh ratusan mahasiswa, sidang tersebut juga dihadiri oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kairo Abdul Muta’ali, Ketua Senat Mahasiswa Ushuluddin Kairo, dan para tamu undangan.
Dr. Subhi, yang merupakan penguji eksternal, memberikan pengakuan terhadap Zainuddin atas keberhasilan tersebut.
"Saya mengenal Muhammad sebagai mahasiswa yang rajin, tidak pernah absen dalam kajian saya — hanya sesekali saja. Saya menjadikannya muqri’ (pembaca dalam majelis ilmu), dan bacaannya merupakan salah satu yang terbaik yang saya kenal," katanya.
Sementara itu, Dr. Khalid, penguji internalnya, menilai tesis Zainuddin termasuk salah satu yang terbaik. Selain kedalaman pembahasannya, tesis tersebut juga tidak memuat banyak kesalahan, baik dari segi tata bahasa maupun materi.
Tesis Zainuddin terdiri dari 985 halaman, dan ditulis selama 2,5 tahun. Secara keseluruhan, ia menyelesaikan pascasarjananya di Universitas Al-Azhar Mesir selama 4 tahun, setelah sebelumnya juga menyelesaikan S1 di Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar, Kairo Mesir.
Dalam tesis tersebut, Zainuddin mengupas hal hal penting dan memiliki kebaruan dalam perkembangan periwayatan hadis di dataran Eropa, khususnya Spanyol, pada abad ke-3 dan ke-4 yang saat itu mencapai puncaknya, bahkan menandingi perkembangan periwayatan di dataran Arab dan sekitarnya.
Kemajuan tersebut dapat dilihat dari kompilasi yang dilakukan Zainuddin dan timnya pada transmisi atau penyampaian pesan yang dilakukan Qasim bin Ashbag pada masanya yang mencapai 1550 hadis. Setelah diteliti, 88 persen transmisi tersebut diterima dan dapat dijadikan otoritas dalam penentuan hukum syariat.
Zainuddin dalam kesempatan itu menyatakan adanya beberapa tantangan dalam menyelesaikan tesisnya itu, antara lain kesulitan dalam menjaga konsistensi metodologi yang diterapkan oleh para ulama hadis dalam kajian kritisnya dalam riwayat.
Namun, menurut dia kesulitan itu dapat dilalui dengan memperbanyak kajian literatur dan mengasah keahlian kritik riwayat.