Rejang Lebong, Bengkulu (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu mengusulkan bantuan pengadaan logistik untuk penanganan bencana alam di wilayah itu ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Untuk tahun 2025, kita sudah mengusulkan bantuan pengadaan logistik penanganan bencana ke BNPB, ini untuk mengantisipasi bencana yang berkemungkinan terjadi di wilayah Kabupaten Rejang Lebong," kata Kepala Pelaksana BPBD Rejang Lebong Shalahuddin saat dihubungi di Rejang Lebong, Minggu.
Dia menjelaskan pengajuan permintaan bantuan logistik penanganan bencana tersebut dilakukan melalui elektronik proposal atau e-proposal BNPB.
Permintaan bantuan logistik penanganan bencana ini, kata dia, setelah melihat banyak kejadian bencana yang terjadi di 15 kecamatan di Rejang Lebong sepanjang 2024, baik berupa tanah longsor, banjir, kebakaran, tertimpa pohon roboh, dan lainnya.
"Penambahan logistik yang tersedia di gudang BPBD Rejang Lebong ini penting dilakukan, jika ada kejadian bencana kita sudah memiliki logistik yang bisa disalurkan kepada warga yang terdampak," ujarnya.
Menurut dia, logistik penanganan bencana yang harus dimiliki oleh BPBD sesuai dengan standar BNPB, di antaranya matras, selimut, makanan siap saji, paket sandang, serta paket perlengkapan keluarga.
"Saat ini stok untuk lima jenis logistik penanganan bencana masih ada, tetapi jumlahnya sangat terbatas. Kita berharap ini bisa dikabulkan BNPB, sehingga stok yang kita miliki mencukupi jika sewaktu-waktu terjadi bencana," ujarnya.
Sepanjang tahun 2024, BPBD Kabupaten Rejang Lebong mencatat di wilayah itu terjadi 50 kejadian bencana alam, mulai dari tanah longsor, banjir, angin puting beliung, kebakaran hutan dan lahan maupun pohon roboh.
Kendati tidak ada korban jiwa, menimbulkan nilai kerugian materiil yang diperkirakan mencapai Rp2,4 miliar, akibat kerusakan infrastruktur berupa jalan, jembatan, irigasi serta pemukiman penduduk dan lainnya.