Karawang (ANTARA) - Pelatih Menlatpur Kostrad Kapten Inf Syaepurrahman menekankan pentingnya awak media untuk mengetahui prosedur penyelamatan diri saat melakukan peliputan di daerah konflik.
"Materi hari ini adalah gerakan perorangan taktis. Tujuan dari materi ini agar para awak media mengerti tentang keselamatan diri pada saat melaksanakan pergerakan bersama pasukan TNI di daerah rawan sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan,” ujar Kapten Infanteri Syaepurrahman di Resimen Latihan dan Pertempuran (Menlatpur) Kostrad Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat, Selasa.
Menurutnya, pembekalan ini difokuskan pada keselamatan awak media saat melakukan peliputan bersama TNI.
Ia menerangkan terdapat konsep 5M sebagai pedoman dasar bagi wartawan ketika menghadapi gangguan atau kontak senjata di lapangan.
"Pada saat menerima gangguan atau kontak dari musuh, kita melaksanakan 5M. M pertama adalah menghilang. Kedua, mencari perlindungan. Ketiga, menilai dan menganalisis situasi dan kondisi kejadian," kata Syaepurrahman.
Keempat, pemilihan kejadian-kejadian yang akan dipublikasikan dan terakhir mendokumentasikan kejadian berupa video dan foto.
Materi gerakan perorangan taktis tersebut merupakan rangkaian kegiatan pembekalan yang diadakan oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan) untuk awak media terkait dengan prosedur kedaruratan di daerah rawan.
Pembekalan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, serta pemahaman prosedur kedaruratan yang memadai bagi awak media, sehingga setiap peliputan di daerah rawan dapat dilakukan secara aman, profesional, cepat, dan tepat dalam menghasilkan informasi yang akurat.
"Sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan dan keselamatan para jurnalis, pembekalan ini dirancang secara komprehensif untuk memberikan pemahaman mengenai situasi dan tantangan di daerah rawan," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah.
