Bengkulu (Antara) - Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu mendorong partisipasi masyarakat untuk perlindungan serta konservasi satwa dilindungi penyu di sepanjang pesisir Bengkulu.
"Kami mengumpulkan beberapa kelompok masyarakat dan akademisi untuk mendikusikan persebaran atau lokasi bertelur penyu di pesisir Bengkulu," kata Pelaksana tugas Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsii Bengkulu, Ivan Syamsurizal di Bengkulu, Rabu.
Saat seminar tentang program perlindungan dan konservasi sumber daya alam yang digelar DKP Provinsi Bengkulu, Ivan mengatakan seluruh jenis penyu laut sudah masuk dalam status satwa terancam punah.
Karena itu, upaya perlindungan dan konservasi menjadi salah satu prioritas, dengan menggandeng sekaligus mendorong partisipasi masyarakat lokal.
Saat ini kata Ivan ada dua kelompok masyarakat yang dibina oleh DKP dalam konservasi penyu yakni di wilayah Bengkulu Tengah dan Pulau Tikus, Kota Bengkulu.
"Kami berharap dari seminar ini muncul lagi data baru atau informasi tentang lokasi bertelur penyu yang akan kami tindaklanjuti pembinaannya pada tahun anggaran 2018," kata dia.
Dosen Ilmu Kelautan Universitas Bengkulu, Ari Anggoro mengatakan ada empat lokasi bertelur penyu yang sudah didata pihaknya antara lain di Pulau Enggano, Pulau Tikus, Kaur dan Mukomuko.
Empat wilayah ini tambah Ari, merupakan kawasan konservasi perairan yang sudah ditetapkan pemerintah daerah.
Sementara data Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung menyebutkan ada tujuh jenis penyu di dunia dan enam jenis hidup di perairan Indonesia.
"Dari enam jenis penyu di perairan Indonesia, empat jenis tercatat mendarat dan bertelur di pesisir Bengkulu," kata Kepala Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) BKSDA Bengkulu-Lampung, Said Jauhari yang juga menjadi pembicara.
Empat jenis penyu yang singgah dan bertelur di pesisir Bengkulu yakni penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu pipih (Natator depressus), dan penyu belimbing (Dermochelys coriaceae).***3***
DKP Bengkulu Gandeng Masyarakat Untuk Konservasi Penyu
Kamis, 28 September 2017 5:33 WIB 1802