Rejang Lebong, Bengkulu (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, menyebutkan penanganan serangan virus Jembrana terhadap sapi Bali di daerah itu dilakukan secara mandiri.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Rejang Lebong Amrul Eby saat dihubungi di Rejang Lebong, Minggu, mengatakan ternak sapi Bali yang mati akibat serangan virus Jembrana di wilayah itu saat ini mencapai 15 ekor.
"Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian terkena dampak dari efisiensi anggaran, sehingga permintaan bantuan vaksin Jembrana yang kita usulkan besar kemungkinan tidak bisa direalisasikan. Untuk penanganan kasus Jembrana ini kita lakukan secara mandiri," kata dia.
Dia menjelaskan, penanganan penyebaran kasus Jembrana di wilayah tersebut dilakukan secara mandiri yakni peternak membeli obatnya sendiri.
Selain itu peternak dianjurkan menggunakan obat-obatan tradisional atau jamu-jamuan untuk memperkuat daya tahan ternak mereka, kemudian menjaga kebersihan kandang ternak.
Penanganan penyebaran virus Jembrana di Kabupaten Rejang Lebong, kata dia, saat ini menjadi tantangan Pemkab Rejang Lebong, kendati populasi ternak Sapi Bali baru berkisar 5.000 ekor namun harus diperhatikan sehingga nantinya tidak mengganggu kebutuhan daging sapi masyarakat setempat.
Sebelumnya, Kabid Peternakan Distankan Rejang Lebong drh Wenny Haryanti menyebutkan penyebaran penyakit Jembrana di Kabupaten Rejang Lebong terjadi di sentra peternakan Sapi Bali yang ada Desa Cawang Lama, Kecamatan Selupu Rejang.
Ternak Sapi Bali milik peternak di Desa Cawang Lama terhitung sejak Januari hingga awal April 2025 diketahui sudah ada 15 ekor yang mati akibat terserang Jembrana.
"Kasus Jembrana di Desa Cawang Lama ini terbaru terjadi pada minggu lalu, ada dua ekor ternak Sapi Bali yang mati mendadak dan terindikasi akibat virus Jembrana," kata Wenny Haryanti.