Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Para aktivis lingkungan Bengkulu yang bergabung dalam Koalisi Anti-Ijon Politik menggelar nonton bareng dan diskusi film dokumenter berjudul "pesta demokrasi berlumur batu bara" untuk memperingati Hari Anti-Tambang (Hatam) 2018.
"Film ini merekam dampak buruk dari industri ekstraktif batu bara dan korban yang berjatuhan akibat tambang," kata Koordinator Koalisi Anti-Ijon Politik Bengkulu, Olan Sahayu di Bengkulu, Kamis.
Pemutaran film yang digelar di Kantor Walhi Bengkulu di Jalan Cimanuk Raya, Kota Bengkulu itu juga diisi dengan diskusi tentang potensi ijon politik dalam pilkada Kota Bengkulu.
Sebelum diskusi, peserta disuguhkan dengan film dokumenter produksi Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Nasional. Film tersebut mengulas kaitan bentang politik sebagai salah satu penyebab utama rusaknya bentang alam dan lingkungan hidup di Indonesia.
Bentang politik yang acap dikenal juga sebagai tahun politik itu kini datang lewat pilkada serentak 2018 hingga pemilu. Para aktivitis menilai bukan pesta demokrasi yang terjadi, namun malah pesta para korporasi perusak alam.
Kasus kematian belasan anak-anak di Pulau Kalimantan akibat tenggelam dalam lubang-lubang tambang yang dibiarkan menganga juga menjadi potongan fakta yang ditayangkan dalam film tersebut.
Setelah pemutaran film, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi potensi ijon politik tambang di wilayah Bengkulu yang mengulas tentang kondisi hulu pertambangan, bagian tengah dan hilir di Kota Bengkulu.
"Setiap pilkada tiba izin-izin tambang diobral, praktik ijon politik menyeruak semuanya untuk pembiayaan kampanye para kandidat politik elektoral yang pro-tambang," kata Dede Frastien dari Walhi Bengkulu.
Ia mencontohkan kondisi aliran Sungai Bengkulu yang bermuara di Kota Bengkulu di mana ekosistemnya hancur akibat ekstraksi pertambangan batu bara di wilayah hulu di Kabupaten Bengkulu Tengah.
Lalu aliran air yang bercampur batu bara itu menjadi sumber air bersih bagi ribuan warga Kota Bengkulu yang dialirkan lewat pipa PDAM.
Karena itu, ia mengimbau masyarakat Kota Bengkulu agar memastikan rekam jejak para calon wali kota dan wakil wali kota dan menagih komitmen mereka untuk memperbaiki krisis lingkungan akibat pertambangan batu bara di wilayah ini.
Aktivis diskusikan film "Pilkada Berlumur Batu Bara"
Kamis, 31 Mei 2018 13:42 WIB 1311