Mukomuko (ANTARA) -
“Tujuan kami mengadakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan toga ini untuk meningkatkan partisipasi masyarakat setempat dalam memanfaatkan toga sebelum mereka mendapatkan obat di fasilitas kesehatan tingkat pertama,” kata Pelaksana Tugas Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko Oyon Kanedi dalam keterangannya di Mukomuko, Rabu.
Ia mengatakan hal itu saat menjadi salah satu narasumber pertemuan terkait pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan toga tingkat Kabupaten Mukomuko di hotel daerah ini.
Sebanyak 51 peserta yang hadir dalam pertemuan ini, atau tiga orang per puskesmas dari sebanyak 17 puskesmas di daerah ini. Mereka ini terdiri dari sebanyak 17 promotor promkes dan 34 kader posyandu.
Ia menyatakan, instansinya setiap tahun rutin mengadakan pertemuan pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan toga tingkat kabupaten yang bertujuan untuk mendorong masyarakat menanam dan memanfaatkan toga.
Ia menjelaskan, hampir mayoritas tiga peserta setiap puskesmas dari sebanyak 17 puskesmas di daerah ini telah menanam toga dan memanfaatkan tanaman ini sebagai obat tradisional.
Menurutnya, tanaman ini bisa berfungsi sebagai obat berbagai penyakit seperti menurunkan panas dan penyakit lain. Dan berbagai jenis toga ini juga bisa disingkron diolah menjadi jamu.
Ia menyatakan, sebagian besar perwakilan masyarakat yang menjadi peserta pertemuan ini telah mengetahui fungsi masing-masing tanaman ini dan digunakan untuk mengobati penyakit apa saja.
Bahkan, katanya, sebagian peserta pertemuan ini tidak hanya menanam dan memanfaatkan toga tetapi mengembangkannya menjadi sebuah produk jamu lalu dijual kepada masyarakat di daerah ini.
Dinkes dorong warga Mukomuko manfaatkan tanaman obat keluarga
Rabu, 17 Juli 2019 17:31 WIB 5366