Bengkulu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Bengkulu berencana akan membentuk tim khusus (Timsus) untuk mengkaji kemungkinan kenaikan harga eceran tertinggi atau HET penjualan gas epiji 3 kilogram untuk wilayah Provinsi Bengkulu.
Wacana kenaikan HET gas elpiji 3 kilogram ini mencuat setelah adanya keluhan dari Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Bengkulu atas tingginya biaya transportasi pendistribusian gas Elpiji.
Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bengkulu, Hamka Sabri ketika dihubungi mengatakan, usulan pembentukan timsus ini terlebih dulu akan disampaikan ke Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah sebelum nantinya juga akan dikonsultasikan ke DPRD Provinsi Bengkulu.
"Usulan pembentukan timsus itu akan disampaikan ke gubernur. Kemudian Pemprov juga akan berkonsultasi dengan pihak DPRD provinsi sehingga kebijakan yang nanti dikeluarkan benar-benar bisa memberikan solusi bagi para pelaku usaha dan masyarakat," kata Hamka, Sabtu.
Sementara itu, Kepala Bidang Elpiji Hiswana Migas Bengkulu, Nofian menjelaskan, untuk saat ini Provinsi Bengkulu menjadi provinsi dengan HET gas elpiji 3 kilogram terendah di wilayah Pulau Sumatera.
HET gas elpiji di Bengkulu saat ini Rp15.300. Jika dibandingkan di Pekanbaru HET gas elpiji 3 kilogram mencapai Rp.20 ribu, Provinsi Jambi Rp17 ribu dan Provinsi Lampung Rp18 ribu.
Dengan HET ini, menurut Nofian, sudah sangat layak HET gas elpiji 3 kilogram di Bengkulu dilakukan kenaikan harga, terlebih mengingat naiknya harga BBM, ongkos transportasi dan upah pekerja di Provinsi Bengkulu.
"Saya mendapatkan rayon daerah Mukomuko, pada tahun 2015 uang jalan truk sebesar Rp500 ribu. Sekarang Rp1.2 juta belum ada kenaikan HET. Sedangkan saat ini sudah ada kenaikan UMR. Kita hitung juga spare part sudah naik juga untuk pembiayaan perbaikan kendaraan. Kita meminta agar ada kenaikan HET ini agar ada akomodir keluh kesah kami," kata Nofian.