Padangpariaman (Antara Bengkulu) - Ternak itik warga Desa Kampung Lintang, Nagari Sunur, Kecamatan Nan Sabaris, Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat, diduga terjangkit virus H5N1 atau virus flu burung.
Dari ratusan ekor itik mati itu, diduga positif terjangkit virus flu burung," kata Kepala Bidang Peternakan, Dinas Pertanian, Peternakan, dan Kehutanan Padangpariaman, Akhiruddin di Padangpariaman, Rabu.
Kematian itik secara massal itu ditangani tim Participatory Disease Surveillance and Respons (PDSR) atau tim tanggap cepat flu burung Kabupaten Padangpariaman.
Dia menjelaskan, sesuai standard operational procedure (SOP) penanganan flu burung, jika ditemukan ternak mati positif terjangkit H5N1, maka ternak itik sisanya harus dimusnahkan atau dilakukan depopulasi.
"Depopulasi dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran virus berbahaya tersebut," katanya.
Sedangkan bagi peternak lain pada radius tertentu, langkah antisipasi penyebaran virus H5N1 bisa dilakukan dengan cara meningkatkan biosecurity, yaitu membersihkan kandang ternak dan melakukan penyemprotan kandang secara rutin setiap hari.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan peternak dan pemerintahan nagari untuk melakukan pemusnahan terbatas terhadap ternak itik yang masih tersisa pada Rabu ini.
Laporan dari warga, di Desa Kampung Lintang setidaknya terdapat sekitar 5.000 ekor ternak itik sebelum terjadi kasus mati mendadak, namun kini jumlah populasi itik yang tersisa diperkirakan tak sampai separuhnya,
sehingga membuat peternak diperkirakan merugi puluhan jutaan rupiah.
Akhiruddin mengimbau kepada peternak dan masyarakat yang menemukan ternak itiknya mati mendadak agar sesegera mungkin mengubur dan membakar bangkai itik tersebut.
Sedangkan bagi peternak yang itiknya masih tersisa, diimbau untuk mengandangkan ternak tersebut, jangan sampai dibiarkan berkeliaran untuk mencegah meluas penyebaran virus flu burung kepada ternak lain.(ant)