Bengkulu (Antara Bengkulu) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSD)
Bengkulu meningkatkan razia terhadap pemburu satwa liar yang akhir-akhir
ini makin meningkat di daerah tersebut.
Petugas polisi Kehutanan di jajaran BKSD Bengkulu akan ditambah
personilnya untuk merazia jaringan pemburu satwa liar, kata Kepala BKSDA
Bengkulu Anggoro Dwi Sujianto, Kamis.
Petugas yang diterjunkan ke lapangan sebagian besar berpakaian
sipil. Mereka diterjunkan pada beberapa titik lokasi rawan pencurian
satwa liar tersebut. Lokasi rawan pemburuan satwa liar itu antara lain
di Bengkulu Utara, Mukomuko, Kabupaten Kaur dan daerah berbatasan dengan
kawasan hutan, katanya.
Dengan keberhasilan Polres Kepahiang mengamankan puluhan satwa liar
jenis Trenggiling dan ular yang dijual ke wilayah provinsi tetangga,
Senin (13/5) malam membuktikan pemburuan satwa di daerah itu ada
peningkatan.
Satwa liar yang berhasil diamankan jajaran Polres Kepahiang itu
sudah dilepasliarkan di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Seblat Kabupaten
Bengkulu utara, Rabu (15/5).
Kapoles Kepahiang AKBP Sudarno mengatakan, pihaknya berhasil
mengamankan 25 ekor Trenggiling dan sepuluh ekor ular yang akan dijual
ke provinsi tetangga.
Pelaku penjual satwa liar itu terjaring dalam razia rutin pada malam
hari, mereka adalah Sah (46) dan Zak (50) warga Kabupaten Bengkulu
Utara sekarang tengah diproses secar hukum.
Berdasakan pengakuan pelaku, satwa liar itu dibeli dari pemburu
dengan harga untuk jenis Trenggiling Rp325 ribu dan dijual ke pedagang
di wilayah Sumsel Rp375 ribu, sedangkan harga ular bervariasi tergantug
ukurannya.
Tersangka itu mengaku selama ini sebagai spesialis penjual satwa
liar dari Bengkulu ke provinsi tetangga, namun hanya mendapatkan ke
tungan yang sangat kecil. Uniknya, saat ditangkap petugas, dua pelaku
perdagangan satwa itu menawarkan untuk berdamai dengan petugas Rp5 juta.
Tawaran mereka ditolak petugas dan akhirnya diproses secara hukum,
ujarnya. (Antara)
BKSDA tingkatkan razia perburuan satwa liar
Kamis, 16 Mei 2013 9:46 WIB 2181