Bengkulu (Antara Bengkulu) - Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan meminta para pedagang pasar subuh yang berjualan di Jalan KZ Abidin II agar komitmen menjaga kebersihan dan tidak ada lagi aktivitas berdagang pada pukul 08.00 WIB.
"Saya akan turun langsung memantau ke lapangan, kalau masih ada yang melanggar kesepakatan tentang jam berdagang maka ada solusi lain, pindah ke Pasar Barukoto," kata Wali Kota saat berdialog dengan sejumlah pedagang di depan kantornya.
Sebelumnya ratusan pedagang mendatangi Kantor Wali Kota pada pukul 16.00 WIB. Mereka menuntut perlindungan hukum untuk berdagang di lokasi pasar subuh.
Selama 30 menit para pedagang yang didampingi para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi itu menyampaikan aspirasinya dan meminta Wali Kota menemui mereka
Namun, setelah 30 menit menunggu dan ratusan pedagang pasar subuh itu berencana meninggalkan lokasi aksi, Wali Kota Helmi Hasan muncul dari depan kantornya dan berniat menemui pedagang.
Kedatangan Wali Kota tersebut tidak membuat pedagang membatalkan aksi mereka dan tetap meninggalkan lokasi aksi unjukrasa.
Wali Kota yang hendak menyampaikan pendapatnya atas tuntutan pedagang hanya menyampaikan bahwa yang benar-benar pedagang akan menyampaikan aspirasinya tetapi yang memilih pergi adalah provokator.
Sedikit pedagang yang tetap tinggal di lokasi unjukrasa menyampaikan aspirasi kepada Wali Kota, bahwa waktu sepekan yang sebelumnya diberikan kepada pedagang untuk berjualan hingga batas pukul 8.00 WIB sudah mereka taati.
"Tapi hasil investigasi pegawai Pemkot dengan bukti-bukti foto menunjukkan hingga lewat pukul 08.00 WIb masih ada yang berjualan," kata Helmi.
Pernyataannya ini langsung diprotes para pedagang yang menilai foto tersebut adalah rekayasa.
"Kalau benar-benar ingin membuktikan pedagang sudah bersih pada pukul 08.00 Wib, silakan Wali Kota turun ke lapangan," kata Dewi, salah seorang penjual ayam potong.
Menanggapi hal ini Wali Kota mengatakan siap melakukan inspeksi mendadak ke lokasi pasar subuh.
Pasar subuh di Jalan KZ Abidin II Kota Bengkulu merupakan tumpuan hidup sekitar lebih 500 pedagang.
Salah seorang penjual alat pencuci piring, Ridwan mengatakan mulai membuka lapak berjualan sejak pukul 04.00 WIB dan menutup dagangannya pada pukul 07.00 WIB.
"Kalau sudah siang saya bekerja mengumpulkan barang bekas. Saya berharap pedagang di pasar subuh tidak dipindahkan ke Barukoto," katanya.
Ratusan pedagang itu menolak pindah ke Pasar Barukoto karena menilai lokasi berjualan tidak strategis, sebab kawasan itu berada di pinggir kota dan hanya dijangkau satu jalur trayek angkutan dalam kota.
"Pelanggan kami banyak yang berasal dari daerah seperti Tebeng, Sawah Lebar, Unib, dan mereka tidak mau lah beberapa kali sambung naik angkot," kata Dewi. (Ant)