Paris, (Antara/AFP) - Rafael Nadal menaklukkan David Ferrer untuk menjadi orang pertama yang meraih gelar Grand Slam yang sama untuk kedelapan kalinya saat ia memenangi final Prancis Terbuka pada Minggu.
Nadal meraih gelar turnamen utama yang ke-12 dia dengan kemenangan 6-3, 6-2, 6-3 atas petenis senegaranya yang memainkan final Grand Slam pertamanya di usia 31 tahun dan yang ke-42 kali secara keseluruhan.
Ini juga memberi Nadal kemenangan ke-59 dari 60 pertandingan yang dimainkan di Paris.
Bagaimanapun, upaya petenis 27 tahun ini untuk meraih kemenangan menghadapi momen-momen mendebarkan dengan kehadiran seorang pengunjuk rasa, yang melompat dari tribun penonton menuju ke Lapangan Philippe Chatrier, memprotes hukum pernikahan sesama jenis yang disahkan Prancis.
Sang pengunjuk rasa, yang segera diringkus petugas keamanan, hanya berjarak beberapa meter dari petenis Spanyol itu ketika ia bersiap melakukan servis pada kedudukan 5-1 di set kedua.
Para petugas keamanan yang berbadan kekar segera mengawal Nadal di depan box VIP, di mana juara sprint Olimpiade Usain Bolt dan bintang Hollywood Leonardo Di Caprio menyaksikan pertandingan ini.
Bagaimanapun, drama itu tidak mengubah hasil pertandingan ketika Nadal mengklaim gelar ketujuhnya pada 2013 setelah kembali ke tur pada Februari menyusul absen selama tujuh bulan karena cedera.
"Terima kasih kepada semua keluarga dan tim saya. Tanpa dukungan mereka, khususnya ketika saya tidak dapat bermain, ini akan menjadi mustahil," kata Nadal.
"Terima kasih juga kepada semua orang yang mengirimi saya pesan melalui Twitter dan Facebook. Mereka semua memberikan energi positif bagi saya untuk hari ini."
Ferrer berjanji untuk tetap berjuang menantang pada penguasa Grand Slam yakni Nadal, Roger Federer, Novak Djokovic, dan Andy Murray.
"Saya menikmati dua pekan di sini. Saya ucapkan selamat pada Rafa, ia adalah yang terbaik," kata Ferrer.
"Namun saya akan mengusahakan upaya terbaik untuk mendapatkan kesempatan lain bermain di final dan memenangi Grand Slam. Turnamen ini sangat istimewa bagi saya."
Ferrer berjuang pada game pertama, namun justru sang juara yang pertama kali melakukan break untuk unggul 2-1 ketika petenis senegaranya itu melepaskan "forehand" yang terlalu keras.
Ferrer menyamakan kedudukan di game berikutnya menjadi 2-2 dan dengan kedua petenis ini melepaskan pukulan-pukulan keras yang seimbang, diperlukan sesuatu yang istimewa untuk mengamankan set pembuka.
Nadal melakukannya dengan tepat, melepaskan pukulan yang terkontrol, melepaskan pukulan "backhand" sambil bergerak, dari jarak 10 meter di belakang baseline, melewati Ferrer yang bergerak maju.
Nadal memastikan kemenangan set pembukanya pada game kesembilan ketika kesalahan ganda dari Ferrer membuatnya mendapat angka, yang diterjemahkan menjadi keunggulan set pertama ketika petenis veteran itu melepaskan pukulan backhand lemah yang mengenai net.
Ferrer tidak pernah kehilangan set sepanjang turnamen ini dan menghabiskan enam jam lebih sedikit di lapangan untuk melaju ke pertandingan final.
Namun ia berada dalam masalah serius dan ia mengetahuinya, tiba-tiba harus berhadapan dengan Nadal yang memiliki rekor 145 kemenangan berbanding hanya tiga kekalahan ketika ia memenangi set pertama pada pertandingan Grand Slam.
Sejarah pribadi mereka juga tidak menguntungkan dirinya, di mana Ferrer hanya mendulang empat kemenangan berbanding 19 kekalahan menjelang final Minggu.
Sebanyak 16 dari kekalahan-kekalahan tersebut terjadi di lapangan tanah liat dan Ferrer hanya meraih kemenangan di lapangan tipe itu pada 2004, pada pertemuan pertama kedua petenis ini ketika Nadal masih berusia 16 tahun.
Tidak lama kemudian, sang juara sudah memimpin 3-0 pada set kedua yang didukung dengan kemampuannya mematahkan servis Ferrer membuat dirinya mengamankan angka dengan dituntaskan pukulan "forehand" keras.
Ferrer menghentikan rentetan kemenangan enam game berturut-turut Nadal untuk mengubah skor menjadi 3-1, namun ia tidak mampu mengonversi empat break point yang dimilikinya pada game kelima, duel maraton yang mlibatkan reli 29 pukulan.
Nadal yang unggul 5-1 sedang bersiap untuk melepaskan serve pada set kedua ketika seorang penonton, yang bertelanjang dada, melompat dari tribun sambil membawa cerawat hanya beberapa meter dari tempat Nadal berdiri.
Sang penyusup, dengan kalimat bertuliskan "Hak-hak anak" di dadanya, segera diringkus dan dibawa keluar lapangan.
Final ini telah diwarnai oleh sejumlah pengunjuk rasa yang berdiri di tribun sambil mengacungkan poster-poster demonstrasi yang memprotes hukum pernikahan sesama jenis Prancis.
Servis Nadal sempat dipatahkan, namun hanya ada sedikit perbedaan pada hasil akhir.
Ia kembali bangkit untuk unggul 5-3 saat Ferrer melakukan kesalahan ganda kelima dan menuliskan namanya di catatan sejarah ketika ia memastikan kemenangannya melalui pukulan yang membelah lapangan.
Penerjemah: A.R.A Adipati