Bengkulu, (Antara) - Badan Pengawas Obat dan Makanan Bengkulu masih menginvestigasi pembuat mie mengandung formalin yang ditemukan saat inspeksi mendadak pada makanan berbuka puasa.
"Tim investigasi masih bekerja untuk menemukan pembuat mie yang positif mengandung formalin, karena ada unsur kesengajaan dalam kasus ini," kata Kepala Seksi Pemeriksaan dan Penyidikan BPOM Bengkulu Syafrudin di Bengkulu, Senin.
Ia mengatakan, dugaan awal pembuat mie berformalin tersebut merupakan warga Bengkulu. Produk yang mengandung bahan berbahaya itu dijual ke beberapa pedagang berbuka puasa.
Sebab, dari pengakuan penjual mie berformalin, ia membeli mie dari salah seorang pemasok dari Kota Bengkulu.
"Kalau mie berformalin asal Sumatra Selatan, khususnya asal Kota Lubuklinggau sudah sering ditemukan, tapi kalau pembuatnya dari Kota Bengkulu baru ini yang kami temukan," katanya.
Menurutnya, dugaan awal saat hari biasa, pembuat mie itu tidak menambahkan formalin, tapi saat bulan Ramadhan, bahan berbahaya itu ditambahkan dengan harapan makanan tersebut lebih tahan lama.
Penanganan kasus ini kata dia, bekerjasama dengan Kepolisian Daerah Bengkulu. Sedangkan mie berformalin asal Kota Lubuklinggau Sumatra Selatan sudah dikoordinasikan dengan BPOM Sumsel.
Saat inspeksi mendadak awal bulan Ramadhan, tim BPOM menemukan makanan berbuka yang mengandung formalin yakni pada mie dan pempek.
"Kami menguji makanan berbuka di Kelurahan Kampung, hasilnya ada makanan yang positif mengandung formalin," katanya.
Ia mengatakan formalin merupakan bahan berbahaya yang bila dikonsumsi dapat mengakibatkan penyakit kanker hati dan ginjal.
Penggunakan bahan kimia seperti boraks, formalin dan donamin jelas sangat tidak dibolehkan karena mengandung zat yang berhaya.
"Dampaknya bisa mengakibatkan penyakit bagi para konsumen," tambahnya.
Bagi pelaku yang sengaja menambahkan bahan berbahaya itu ke dalam pangan, maka melanggar Undang-undang nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan.
*