Gorontalo, (Antara) - Pilot pesawat Lion Air yang tergelincir di Bandara Jalaluddin Gorontalo, Iwan Permadi, mengaku dirinya mengira ada anjing di landasan bandara ini.
"Ternyata itu adalah tiga ekor sapi yang sedang melintas di tengah landasan, ketika prosedur mendarat telah dijalankan," ujar dia, di Gorontalo, Rabu dini hari.
Beberapa saat kemudian, kata dia, terjadi tubrukan pada kecepatan pesawat 40 knot sehingga pesawat tak bisa direm lagi hingga meleset keluar landasan.
"Beruntung tanah di sekitar landasan becek sehingga pesawat bisa berhenti. Suasana kabin bisa dikontrol, tapi kami sempat melihat ada asap dan bau menyengat seperti daging terbakar," ujarnya lagi.
Menurutnya, kondisi pesawat laik terbang, serta saat akan mendarat di Bandara Jalaluddin pilot memastikan semua prosedur berjalan normal, laporan cuaca bagus, dan komunikasi dengan pihak bandara berjalan lancar.
Sebelum pilot mengumumkan evakuasi, beberapa penumpang sudah turun duluan melalui pintu dan jendela darurat, sehingga terdapat dua orang penumpang yang mengalami cedera patah kaki.
"Saat kami akan memutar pesawat, ternyata di sebelah kiri roda pesawat terlihat ada sapi tergilas dan di sebelah kanan penuh bercak darah, itu penyebab pesawat tidak terkontrol," katanya pula.
Pilot mengaku tidak mengetahui seberapa sering landasan Bandara Jalaluddin dilintasi hewan, namun ia sebelumnya sempat melihat ada beberapa ternak di sekitar landasan pada siang hari.
"Sepertinya tadi sapi itu silau oleh cahaya dan akhirnya berputar-putar di landasan," kata dia.
Ia juga memastikan tak ada percikan api di tubuh pesawat, dan seluruh korban selamat.
Di dalam pesawat dengan nomor penerbangan JT-892 tersebut, terdapat 110 penumpang termasuk lima bayi, tujuh orang kru termasuk pilot Iwan Permadi dan co-pilot Faisal Hasnan.
Peristiwa pesawat Lion Air tergelicnir itu terjadi pada Selasa (6/8) malam sekitar pukul 21.00 WITA.
Saat ini pesawat dan bangkai sapi masih berada di area landasan bandara tersebut.*