Milan (Antara/AFP) - Gol-gol dari Gonzalo Higuain dan Jose Callejon mengamankan kemenangan 2-0 bagi Napoli atas Atalanta yang mengakhiri pertandingan dengan sepuluh pemain, untuk membuat pasukan Rafael Benitez unggul tiga angka atas kandidat juara lainnya di Liga Italia.
Pada Sabtu sore, juara bertahan Juventus membuang peluang untuk memuncaki klasemen untuk sementara waktu setelah menyia-nyiakan beberapa peluang menjelang pertandingan usai, saat mereka bermain imbang 1-1 di markas Inter Milan.
Hal itu memberi Napoli, yang memulai pertandingan ketiga mereka musim ini dengan memuncaki klasemen berkat keunggulan selisih gol, kesempatan untuk menjauhi empat tim lainnya yang meraih nilai maksimal dari dua pertandingan pertama mereka musim ini.
Dan meski Atalanta menikmati peluang-peluang yang sama untuk mencetak gol pada babak pertama di San Paolo, Higuain membuka jalan kemenangan bagi Napoli melalui aksi individualnya pada menit ke-71.
Atalanta harus bermain dengan sepuluh pemain sepuluh menit kemudian, ketika mantan pemain Napoli Luca Cigarini mendapatkan kartu kuning kedua akibat melakukan tekel brutal terhadap Callejon.
Sekitar sepuluh menit kemudian, penyerang Spanyol Callejon menyelesaikan pekerjaan bagus yang dilakukan Lorenzo Insigne untuk mengamankan tiga angka bagi tim Neapolitan.
Napoli, runner-up musim lalu, sekarang unggul dua angka atas Inter dan tim peringkat ketiga Juventus menjelang pertandingan-pertandingan Minggu, ketika Fioentina akan menikmati pesta gol saat melawan Cagliari jika mereka ingin menyalip pasukan Benitez.
Benitez segera menepis semua pembicaraan mengenai harapan Napoli meraih gelar.
"Kejuaraan ditentukan pada akhir musim, bukan setelah tiga pertandingan," kata pria Spanyol itu, yang timnya akan menjamu Borussia Dortmund di pertandingan pembuka Liga Champions pada Rabu.
"Kami masih harus memperbaiki beberapa hal dan kami perlu mempersiapkan pertandingan selanjutnya."
AS Roma, satu-satunya tim lain yang memenangi dua pertandingan pertamanya, baru akan bermain pada Senin ketika mereka mengunjungi Parma.
Pada pertandingan Sabtu malam AC Milan, yang menelan kekalahan di pertandingan pembuka mereka saat melawat ke markas tim promosi Verona, terlihat akan kalah 0-2 sampai mereka melakukan kebangkitan dramatis di markas Torino.
Danilo D'Ambrosio membawa Torino unggul, yang kemudian digandakan oleh Alessio Cerci pada menit ke-71.
Bagaimanapun, Milan baru memulai kebangkitannya pada menit ke-87 ketika tembakan mendatar Sulley Muntari masuk ke gawang Torino ketika terjadi kebingungan di kubu tuan rumah.
Pada masa tambahan waktu, Tim Merah Hitam mendapat hadiah penalti setelah Giovanni Pasquale melangggar Andrea Poli di kotak terlarang.
Meski pelatih Milan Massimiliano Allegri tidak dapat melihatnya, Mario Balotelli membuang semua ketakutan ketika ia melangkah dan menaklukkan Daniele Padelli ke arah tiang kanan gawang sang kiper untuk mengamankan satu angka.
Pada pertandingan Sabtu sore, Inter menepis rasa gugup di babak pertama saat melawan Juve untuk unggul pada menit ke-73 melalui Mauro Icardi, dua menit setelah pemain pengganti asal Argentina itu memasuki lapangan.
Bagaimanapun, upaya Tim Biru-Hitam untuk menduduki puncak klasemen digagalkan oleh Juve ketika Arturo Vidal menyamakan kedudukan dua menit berselang, dan tuan rumah beruntung dapat menyelesaikan pertandingan dengan raihan satu angka akibat Juve menyia-nyiakan tiga pluang bersih pada fase akhir pertandingan.
Pelatih Inter Walter Mazzari senang dengan hasil ini, namun mengakui dirinya kehilangan kendali setelah Juve menyamakan kedudukan dengan cepat.
"Anak-anak tidak benar-benar masuk ke permainan pada babak pertama, namun saya suka cara kami tampil setelah interval," kata mantan pelatih Napoli ini.
"Kami mulai mengendalikan beberapa hal dan meraih keunggulan, kemudian kami melakukan sedikit kesalahan dan membiarkan Juve bangkit. Itu membuat saya sedikit marah."
Ketika Mazzarri menepis pembicaraan bahwa timnya merupakan salah satu tim yang berpeluang menghentikan Juventus memenangi gelar ketiga secara berturut-turut, gelar yang terakhir kali mereka menangi pada 1930-an, pelatih Juve Antonio Conte meyakini sebaliknya.
Ia berkata bahwa hasil ini "memperlihatkan Inter memiliki pretensi-pretensi untuk memenangi gelar."
Di depan sekitar 79.343 penonton yang memadati San Siro, Conte menambahkan, "Tim saya memainkan permainan hebat di lapangan yang sulit melawan tim yang dapat menantang pada musim ini, khususnya karena mereka tidak memiliki komitmen-komitmen Piala atau Eropa."